Sabtu, 22 September 2012

MARI KITA BELAJAR MEMAAFKAN BERSAMA ABU BAKAR

Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud dengan sanad yang tidak bermasalah, dari Abu Hurairah r.a. tuturnya sebagai berikut :
Seorang laki-laki mencaci maki Abu Bakar. Nabi saw. hanya duduk-duduk saja menunjukkan kebanggaan (terhadap sikap Abu Bakar yang tetap tidak membalas) sembari mengurai senyum. Namun ketika laki-laki tersebut semakin menjadi-jadi dan Abu Bakar terpancing lalu membalas dan membalikkan beberapa patah kata terhadap laki-laki tersebut, Nabi saw.pun marah dan bangkit pergi.
Abu Bakar segera menyusulnya dan berseru, "Wahai Rasulullah, ia mencaci maki saya dan Anda tetap duduk. Lalu, ketika saya balikkan beberapa ucapannya, mengapa Anda marah dan langsung pergi?"

Beliau menjelaskan, "Selama kamu dicaci maki dan tidak membalas, malaikat tadi terus bersamamu dan membalaskan cacian tersebut untukmu. Namun ketika kamu membalas dan membalikkan beberapa ucapannya, syaitan pun muncul. Dan aku tidak mau duduk bersama syaitan."

Selanjutnya beliau bersabda, "Hai Abu Bakar, ada tiga hal yang semuanya benar:
1. tidak seorang hamba yang dizalimi dengan suatu kezaliman, tetapi ia mengabaikannya demi Allah kecuali Allah akan memuliakan dan memenangkannya;
2. tidak pula seorang laki-laki membuka pintu pemberian dengan tujuan menyambung tali silaturahmi, kecuali Allah akan menambahinya dengan berlimpah;
3. tidak ada seorang laki-lakipun yang membuka pintu permohonan dengan tujuan mencari kelebihan, kecuali akan Allah tambahkan kepadanya kekurangannya"*


*Dilansir oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya disertai komentar. Hadits ini sangat bagus dari segi makna dan cocok dengan kondisi Abu Bakar Ash Sidiq r.a.

JEJAK CINTA DALAM HATI - MANAJEMEN AKHLAK

“Rasulullah saw bersabda : ‘Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan keshalihan akhlak’” (HR.Imam Ahmad dari Abu Hurairah.r.a)
Ketika Rasulullah SAW ditanya oleh sahabatnya Nuwwas bin Sam’an mengenai kebajikan dan dosa, Rasul menjawab : “Kebajikan adalah kebaikan budi dan dosa adalah hal-hal yang membekas di dalam hati dan kamu tidak suka jika hal itu diketahui manusia” (HR. Muslim)

Ketika Rasulullah SAW melihat antusiasme dan kerinduan para sahabat akan surga dan keinginan mereka untuk tinggal berdampingan dengan Rasulullah disana, Rasul pun memberitahu mereka bahwa jalan untuk merealisasikannya adalah dengan kebaikan akhlak.

Rasulullah bersabda “Sesungguhnya orang yang paling aku cintai diantara kalian dan paling dekat tempat tinggalnya denganku di hari kiamat kelak diantara kalian adalah orang yang paling baik budi pekertinya. Dan orang yang paling aku benci diantara kalian dan paling jauh tempat tinggalnya denganku di hari kiamat adalah orang yang banyak mulut, bermulut usil dan bermulut besar.” (HR.At Tirmidzi dari Jabir bin Abdullah dengan status Hasan)

Allah SWT menginginkan alam semesta Yang Diciptakan-Nya ini makmur dan berkembang, oleh karena itu Allah mengutus umat manusia sebagai khalifah-Nya untuk mengatur dan mengolah bumi, serta mendirikan bangunan interaksi sosial antarmanusia di atas fondasi-fondasi kebaikan budi. Nabi SAW juga menyerukan kepada umat manusia “Sesungguhnya orang yang paling baik diantara kalian adalah orang yang paling baik budi pekertinya diantara kalian” (HR. Bukhari dari Abdullah bin ‘Amru r.a.)

Pada kesempatan lain, beliau SAW bersabda “Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam bandul timbangan orang mukmin di hari kiamat daripada kebaikan budi dan Allah benar-benar membenci orang yang berperilaku bejat dan amoral” (HR. At-Tirmidzi dengan komentar “Ini adalah hadits Hasan Shahih dari Ummu Abu Ad Darda’ r.a. dari Abu ad-Darda’ r.a.”)

Perintah-perintah Allah SWT. selalu ditujukan secara umum, baik laki-laki maupun perempuan. Allah berfirman “Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (Q.S. An-Nahl, 16 : 97)

“Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat maka dia akan dibalas sebanding dengan kejahatannya itu. Dan barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan, sedang ia dalam keadaan beriman maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rizki di dalamnya tanpa hisab.” (Q.S. Al-Mu’min, 40 : 40)

Untuk mencapai upaya kesuksesan di dunia dan di akherat bagi umat muslim, akan kita letakkan dihadapan mereka stasiun manajemen diri layaknya stasiun pengisian bahan bakar, sehingga mereka mampu menempuh perjalanan tanpa hambatan kegagalan karna kekurangan bahan bakar dan bekal.

Stasiun yang pertama adalah menepati sunah-sunah fitrah dan mencegah lebih baik daripada mengobati. Pada stasiun ini kita terapkan moto “Muslimah modern harus berfisik bugar agar tidak loyo dalam menempuh perjalanan panjang menuju terminal akhir kesuksesan hidup dan tidak disibukkan dengan perbaikan fisik sehingga menghambat laju dan gerakan”
Selanjutnya kami undang kaum Muslimah di stasiun yang kedua. Di depan stasiun ini terpampang moto“Perhiasan perempuan adalah kebaikan budi”. Kami berharap setelah keluar dari sana Muslimah bisa menjadi perempuan yang berkepribadian kokoh.


Tidak akan jemu untuk kami ulangi ungkapan “Teladanilah sosok ma’shum yang mengikutinya saja sduah berpahala.”
Meski manusia dari belahan barat sampai belahan timur, mengekor dan mengidolakan tokoh ini dan itu serta mencari-cari prinsip ini dan itu, sebagai seorang Muslimah kita harus tetap berjalan di belakang Rasul tercinta.

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (Q.S. Al-Ahzab[33] : 21)

Dari Anas r.a., tuturnya “Saya menjadi pelayan Nabi SAW. selama 19 tahun dan selama itu belum pernah sekalipun beliau berkata huss (mencela) saya, baik terhadap apa yang saya lakukan maupun yang belum saya kerjakan.” (HR. Al Bukhari)

Kebaikan budi Rasulullah SAW juga tercermin dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., tuturnya “Nabi SAW. tidak pernah mencela makanan satu pun, jika suka beliau akan memakannya dan jika tidak suka beliau akan meninggalkannya.”
Hal senada juga dituturkan oleh Anas bin Malik r.a. bahwa Nabi SAW. bukanlah orang yang suka mencela, berkata kotor, mengutuk. Ketika menegur salah seorang dari kami, beliau hanya menyindir, “Mengapa gerangan keningnya berdebu?”

Sa’ad bin Hisyam bin ‘Amir bertanya kepada Sayyidah A’isyah r.a. katanya, “Wahai Ummul Mukminin, ceritakanlah kepada saya mengenai akhlak Nabi SAW.?”
Ia balik bertanya, “Apakah kamu tidak membaca Al-Qur’an?”
Ia jawab “Tentu saja baca.”
Ia pun menukas, “Sesungguhnya akhlak Nabi SAW. adalah Al Qur’an” (HR. Muslim)

Dari A’isyah r.a. tuturnya “Rasulullah SAW. tidak pernah memukul sesuatupun dengan tangannya, baik istri maupun pembantunya, kecuali saat jihad di jalan Allah. Beliaupun tidak pernah dilapori sesuatu, kemudian menghukum pelakunya, kecuali jika ia benar-benar telah melanggar batas-batas keharaman Allah, maka beliaupun akan menghukumnya demi Allah SWT.”

Dari Anas bin Malik r.a. tuturnya, “Saya pernah berjalan bersama Nabi SAW. dan beliau kala itu mengenakan jubah ala Najrani yang berpinggiran kasar. Tiba-tiba seorang Badui muncul dan langsung menarik jubah tersebut dengan sentakan yang kasar hingga saya lihat pundak Nabi SAW. tergores oleh pinggiran jubbah akibat ditarik terlalu kasar.
Si Badui kemudian berkata ‘Berikanlah kepadaku sebagian dari harta Allah yang engkau miliki.’ (Bukan marah-marah) Beliau malah menoleh kepada saya sembari tertawa kemudian memerintahkan saya untuk memberinya sedekah.”

Dari Aisyah, istri Nabi SAW. bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda, “Hai Aisyah, sesungguhnya Allah adalah Sang Mahalembut yang menyukai kelembutan dan memberikan porsi tertentu pada kelembutan yang tidak diberikan-Nya pada kekerasan ataupun pada yang lain.

Nabi SAW.suka menunggang keledai, kemudian berjalan mengiringinya sembari menyambangi orang-orang miskin, berkumpul dengan orang-orang fakir, duduk-duduk dengan para sahabatnya, dan berbaur dengan mereka dimanapun tempatnya.

Beliau selalu ceria, berwatak gampang, lembut; bukan tipe orang yang kasar, galak, bersuara keras, suka berkata kotor, mencela, ataupun menyanjung. Jika tidak suka sesuatu beliau akan mengesampingkannya tanpa mencela dan menjelek-jelekkannya.

Aisyah r.a. pernah ditanya, “Apa yang dilakukan Rasulullah saw. dirumahnya?” Ia jawab, “Beliau selalu melayani keluarganya dan jika datang waktu shalat beliau langsung mengambil air wudhu dan keluar menunaikan shalat.”

Riwayat dari Abdullah bin Harits, tuturnya, “Belum pernah aku lihat seorang pun yang lebih bayak senyumnya daripada Rasulullah SAW.”

Begitulah Akhlak Rasulullah dan begitulah sebagian teladan yang telah dipaparkan. Adakah orang berakal yang menentangnya sebagai teladan terbaik?


  1. Akhlak dan Iman

Islam tidak hanya menganjurkan kebaikan budi semata, tetapi juga menjelaskan bahwa kelemahan moral merupakan indikasi kelemahan iman.

Dari Abu Syuraih, “Nabi SAW bersabda, ‘Demi Allah, ia tidak beriman! Demi Allah, ia tidak beriman! Demi Allah ia tidak beriman!
Beliaupun ditanya, ‘Siapa yang Anda maksud wahai Rasulullah?
Beliau menjawab ‘Orang yang tetangganya merasa tidak nyaman dengan ulah bicaranya’”
(HR. Al Bukhari)

Dari Abu Hurairah r.a. tuturnya, “Rasulullah bersabda ‘Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah menyakiti tetangganya.
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia menghormati tamunya.
Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata baik atau diam saja.’”
(HR. Al Bukhari)

Sudahkah kita tahu bagaimana kebaikan budi Rasulullah SAW? sudahkah kita tahu posisi sentral akhlak dalam agama kita? Sudahkah kita tahu bahwa Rasul, Islam, dan risalah Islam sesungguhnya hanyalah imbauan untuk hidup bermoral, terhormat dan mulia di bawah benderanya?

2. Ia di Neraka
Dari Abu Hurairah r.a. tuturnya “Seorang laki-laki bertanya, ‘Wahai Rasulullah, si fulanah terkenal banyak shalat, puasa dan shadaqahnya, hanya saja ia suka menyakiti tetangganya dengan mulut usilnya’
Beliau menjawab, ‘Ia di neraka.’
Ia bertanya lagi ‘Wahai Rasulullah, si fulanah terkenal sedikit puasanya, shadaqahnya dan shalatnya. Ia suka memberi potongan keju pada tetangganya dan tidak pernah mengusili mereka dengan mulutnya.’ Beliau menjawab, ‘Ia di surga.’” (HR. Ahmad)

Dari Ummu Ad-Darda’ dari Abu Ad-Darda’ r.a., Rasulullah SAW dituturkan bersabda “Tidak ada sesuatupun yang diletakkan di dalam bandul timbangan yang lebih berat daripada kebaikan budi. Sesungguhnya pemilik akhlak yang baik melampaui derajat puasa dan shalat.”(HR. At-Tirmidzi)

Dari Aisyah r.a. tuturnya, “Rasulullah SAW. bersabda, ‘Sesungguhnya orang mukmin yang paling sempurna (keimanannya) adalah orang yang paling bagus budi pekertinya dan yang paling lembut dengan keluarganya’” (HR. At-Tirmidzi dg status shahih)

3. Perilaku Orang Munafik
Jika ada lima akhlak tercela menyatu dalam diri manusia, maka ia layak disebut munafik.

Dari Abu Hurairah, dari Nabi saw, beliau bersabda, “Tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia mengingkari, jika diberi kepercayaan ia berkhianat.” (HR. Al Bukhari)

Dari Abdullah bin ‘Amru dituturkan Rasulullah saw bersabda “Ada 4 hal yang jika keempatnya menyatu dalam diri seseorang maka ia disebut munafik tulen, dan jikahanya ada satu diantaranya maka ia tabiat munafik sampai ia meninggalkannya. (Keempatnya adalah) Jika berkata ia berbohong, jika bersumpah ia berdalih, jika berjanji ia mengingkari, jika berkonflik ia menyalahi.” (HR. Muslim)

Dalam riwayat Muslim yang lainnya ditambahkan, “…meskipun ia puasa, shalat dan mengklaim dirinya Muslim.”

Jadi jumlah sifat-sifat munafik yang terhimpun dalam diri seseorang sbb:
  1. Jika berbicara ia berbohong,
  2. Jika berjanji ia mengingkari,
  3. Jika diberi kepercayaan ia mengkhianati,
  4. Jika bersumpah ia berdalih seribu alasan,
  5. Jika berseteru ia menyimpang.

    (Summary of MANAJEMEN DIRI MUSLIMAH - Dr. Akram Ridha - by Kharisma Arby)

Pindah Kampus Lagi?

        Pindah kampus lagi, namun aku berharap di kampus inilah aku bisa menyelesaikan S1-ku. Sebagai Sarjana Teknik dan sebagai Sarjana Komputer. Sungguh segala puji hanya bagi Allah, Yang telah memudahkan urusanku untuk menggapai cita-citaku semenjak kuliah di kampus lamaku UDINUS(Universitas Dian Nuswantoro), dari UDINUS inilah aku bisa mencicipi kuliah di negeri jiran, Malaysia tepatnya di UTeM(Universiti Teknikal Malaysia Melaka) dan mendapatkan beasiswa double degree di ITB(Institut Teknologi Bandung)
        Harapanku dalam meraih hal ini hanya agar aku tidak merepotkan orang lain lagi, terlebih orang tuaku atas biaya kuliahku. dan juga kepada dua orang yang sangat baik padaku selama aku tinggal di Semarang, mas Nardi dan mba Nana.
       Masih sangat kuingat dulu, saat acara motivasi bersama teman-teman rohis di UDINUS yang bernama BAI (Badan Matholi'ul Anwar), di acara Wisata Dawkah thn 2010, kutuliskan harapan2ku disana bersama sahabat-sahabatku. Kutuliskan bahwa aku ingin kuliah di luar negeri, dan aku ingin menjadi yang terbaik di kampus ini. Kuliah di luar negeri sudah, tapi mungkin untuk menjadi yang terbaik di kampus ini masih sangat rancu bagaimana tolok ukurnya. Cukup berharap aku bisa mendapatkan doublle degree ini aku sudah merasa bahwa Allah selalu mendengar do'a-do'aku. Sekarang aku berharap bisa meraih IPK Cumlaud dan emnjadi yang terbaik di kampus ITB, meskipun saya merasa minder dulu karna teman-teman lain juga sangat pandai. But, Allah with me :) Thanks for Allah, for Nabi  Muhammad saw, for my parent, n all of my close people