Sabtu, 12 April 2014

Rumah Surga


Bismillah..
Aku adalah pemimpin rumah di pinggiran surga bagi orang yang tidak mau bertengkar mulut meskipun ia benar…

pemimpin rumah di bagian tengah surga bagi orang yang tidak mau berdusta meskipun hanya bercanda..

pemimpin rumah di bagian atas surga bagi orang yang baik budi pekertinya. –HR. Abu Dawud, dari Abu Umamah-

Rasulullah menjadikan surga tertinggi sebagai imbalan bagi kalangan elit pemilik budi pekerti.
Surga menengah untuk kalangan menegah yang meninggalkan berdusta,
surga bawah untuk kalangan bawah yang meninggalkan debat dan perang mulut meski ia pada posisi benar, dan tentu saja kebaikan budi meliputi semua ini.
Semoga kita bisa menjadi penghuni surga teratas♥

Wallahu a'lam



Jumat, 11 April 2014

Pegang Lidah Anda


Bismillah..
Menggelikan saat membaca judul ini, dan saya pun ikut tersenyum. Namun Abu Bakar Ash Shiddiq r.a. pernah melakukannya. Ia pegang lidahnya dengan jari-jemarinya. Lalu ia katakan, "Inilah yang menyeretku pada beragam kebinasaan!"

Ada berkas khusus yang dimiliki setiap manusia di sisi Allah. Berkas ini dicatat dan disimpan oleh 2 malaikatyang siap mengawal dan mencatat setiap ucapan yang keluar dari mulut satu per satu manusia.

"(Yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkan melaikan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." - QS. Qaf : 17-18

Ibnu Katsir menjelaskan, "Duduk di sebelah kanan dan di sebelah kiri artinya duduk sambil mencatat dan mengawasi. Sementara itu, Rakib dan Atid adalah malaikat yang memantau patah demi patah kata dan siap menulisnya sebagaimana firman Allah:

"Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu); yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu); mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan"(QS. Al Infithar[82]: 10-12)"

Ada 2 penafsiran mengenai ayat ini :
1. Raqib dan Atid mencatat seluruh ucapan yang keluar dari mulut manusia secara umum
2. Mereka berdua hanya mencatat ucapan yang mengandung pahala dan siksa saja


Dalam hal ini pendapat pertamalah yang diunggulkan mengingat firman Allah Q.S.Qaf : 18 diatas.

Allahu A'lam..
@Lesson4Muslimah

copas dari facebook : Lesson for Muslimah


Malu Sebagian dari Iman


Bismillah..
Malu adalah sifat yang menghiasi seluruh akhlak. Bagi perempuan, malu merupakan fitrah dan watak aslinya. Maka sifat ini begitu dekat dengan dunia Anda. 

"Para ulama mengatakan bahwa hakikat malu adalah sifat yang membangkitkan kehendak untuk meninggalkan kejelekan dan mencegah pengurangan penunaian hak pada setiap pemilik hak" - Imam Nawawi

Malu karena Allah adalah suatu rasa yang membuat seorang mukmin urung melakukan maksiat karena perasaan serbasalah jika sampai dilihat Allah.

"Iman ada 73-an cabang, yang paling utama adalah mengucapkan Laa ilaha illallah dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri dari jalanan, sedangkan malu adalah sebagian dari iman" - HR. Muslim.

Mengapa malu disebut sebagian dari iman?
Karena keduanya sama-sama menganjurkan kebaikan dan menghindarkan keburukan, menganjurkan untuk berbuat taat dan meninggalkan maksiat.

Muslimah yang memiliki rasa malu tidak mungkin berbuat keji, berkata jorok, kasar ataupun berangasan, karena sifat-sifat ini adalah sifat-sifat ahli neraka. Dan seorang muslimah layaknya bertempat di surga, in Syaa Allah.

Wallahu a'lam..
@Lesson4Muslimah

copas fb :  Lesson for Muslimah


Tangan-tangan Jahil

Bismillah..
Perempuan adalah barang suci dan dilindungi yang tidak boleh dijamah oleh sembarang lelaki. Namun, dalam tradisi masyarakat yang menghalalkan campur baur laki-laki dan perempuan, para laki-laki pun berani berbuat tidak senonoh dengan menyentuh perempuan yang bukan mahramnya.

Dengarkanlah penuturan Aisyah r.a., "Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan perempuan selain perempuan yang dimilikinya(istrinya)"

Namun, para perempuan pun juga tidak menolak saat ada laki-laki mengulurkan tangannya, "Dia tidak mencegah tangan laki-laki yang ingin menyentuhnya", entah karena rasa sungkan, segan atau tidak mengerti tentang larangan agama ini.

Jika kebetulan ditanya tentang hal itu, mereka menjawab "Dia laki-laki dewasa seperti ayah saya. Saya pun segan untuk menampiknya."
Rasa sungkan sangat berbeda dengan rasa malu. Malu adalah etika Islam. Jika perempuan memiliki rasa malu, maka ia akan menolak disentuh oleh lelaki yang bukan mahramnya.

 Wallahu a'lam

Masihkah Ingin Merokok yang Minimal Berhukum Makruh?