Minggu, 04 Desember 2011

LEMAHNYA IMAN

 Ø  Musuh-musuh setan :

1.       Muhammad
2.       Pemimpin yang adil
3.       Orang kaya yang rendah hati
4.       Pedagang yang jujur
5.       Alim yang tenang pembawaannya
6.       Mu’min yang suka memberi nasehat
7.       Mu’min yang murah hati
8.       Orang yang taubat dan tetap pada taubatnya itu
9.       Orang yang benar-benar menjaga diri dari yang haram
10.   Orang mukmin yang selalu berada dalam keadaan suci.
11.   Orang mukmin yang banyak sedekahnya.
12.   Orang mukmin yang berbaik budi kepada sesama manusia.
13.   Orang mukmin yang banyak bermanfaat bagi sesama manusia.
14.   Orang yang pandai Al Qur’an dan selalu membacanya.
15.   Shalat di waktu malam, saat orang-orang yang lain sedang tidur.

Ø  Teman-teman iblis:
1.       Penguasa zalim.
2.       Orang kaya yang sombong.
3.       Penyebar fitnah.
4.       Orang yang berzina.
5.       Minum minuman keras.
6.       Orang yang meremehkan shalat.
7.       Orang yang banyak angan-angannya.

Ø  Manusia diberikan 2 jalan : jalan kebaikan dan jalan keburukan.

9. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, 10. dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.  (Q.S. Asy Syams [91]: 9 - 10)

Ø  Perbarui imam kalian dengan Laillaha illallah (Hadits).
Ø  Dampak Lemah Iman :
1.       Terjerumus dalam kemaksiatan.
2.       Tidak tekun dan bermalas-malasan dalam beribadah.
“Tidak akan diterima do’a dari hati yang lalai” (HR. Tirmidzi)
3.       Memudarnya tali ukhuwah dan menjadi acuh.
4.       Terputusnya tali persaudaraan diantara 2 orang yang saling bersaudara.
5.       Terpaut pada urusan duniawi dan terlalu mencintainya.
6.       Mengeluh dan takut akan musibah.

19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
20. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,
21. dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir
.
(Q.S. Al Ma’arij[70]:19-21)

7.       Mencela yang ma’ruf dan tidak mau memperhatikan kebaikan-kebaikan yang kecil.
8.       Banyak berdebat dan bertikai yang mematikan hati, sehingga hati menjadi keras dan kaku.

“Setiap amal itu ada masa semangat dan masa lemahnya. Barangsiapa yang masa lemahnya ia tetap dalam sunahku maka ia telah beruntung. Namun barangsiapa yang beralih kepada selainku berarti ia telah celaka.” (HR. Imam Ahmad, dari Abu Hurairah)

Ø  Sebab-sebab lemahnya iman :
1.       Jauh dari suasana atau lingkungan yang ramah.
2.       Jauh dari pelajaran dan teladan yang baik.
3.       Jauh dari menuntut ilmu syariat yang dapat membangkitkan iman dalam hati.
4.       Berada di lingkungan yang penuh kemaksiatan.
5.       Tenggelam dalam kesejukan dunia.
6.       Sibuk mengurusi harta benda, istri dan anak.
7.       Panjang angan-angan, terlebih tanpa diimbangi dengan usaha.
8.       Berlebih-lebihan dalam makan, tidur, berbicara, bergaul. Tertawa, begadang.


LIQO’, 15 Maret 2011
Masjid UDINUS 

Kerinduan (Futhur)

Tulisan ini adalah referensi saya pribadi saat saya menghadiri KATIN ANNISA (Kajian Rutin Annisa) di kampus saya yang di adakan setiap hari Jum'at siang. Kajian bertemakan futhur atau kerinduan di diskusikan dalam forum kami karena hampir sebulan saya dan teman-teman tidak berjumpa dan kerinduan ini terbentuk atas dasar silaturahmi kami yang senantiasa hadir di dalam hari-hari kami. Dengan pembicara Uztadzah Sari, semoga kerinduan kegiatan-kegiatan dakwah kami dapat tersambung kembali dalam rahmat dan ridho Allah, semoga menjadi berkah.

Ø  Nikmat yang wajib paling syukuri adalah nikmat iman dan islam.
Ø  Futhur : Putusnya kegiatan setelah kontinu bergerak.

 19. Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikat-malaikat yang di sisi-  Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih.
20. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya. (Q.S Al Anbiyaa[21]: 19-20)

Ø  Penyebab kita menjadi lemah semangat :
1.       Berlebih-lebihan dalam beragama.
Sebaiknya ibadah dilakukan secara rutin meski sedikit. Tapi bisa menjadi tidak rutin karna pada suatu waktu ada ibadah yang dilebih-lebihkan dahulu.
Misalnya membaca Al-Qur’an, 1 huruf al-Qur’an = 1 pahala.
Tahajud, pada 1/3 malam terakhir Allah turun dan mengabulkan do’a hambanya yang tahajud.
Penghalang terkabulnya do’a bisa jadi karena masuknya barang-barang haram ke dalam tubuh kita.
2.       Memisahkan diri dari orang-orang saleh.
·         Kalau kita ingi melihat bagaimana seseorang, lihatlah pula siapa teman-temannya.
·         Dekatilah orang-orang saleh, supaya ada yang saling mengingatkan.
3.       Sedikit mengingat akherat dan Cuma kesenangan duniawi.
·         Tujuan kita di dunia ini adalah akherat.
4.       Masuknya barang-barang haram dalam tubuh kita.
·         Menyebabkan kita kurang peka.
5.       Meremehkan dosa-dosa kecil.
·         Berbohong.

Ø  Obat Futhur :
1.       Memilih lingkungan dan teman yang saleh.
Berjabat tangannya 2 orang muslim bisa menghapus kesalahan dari 2 orang itu.
2.       Tekun beribadah, secara rutin dan berkesinambungan.
3.       Jauhi maksiat / dosa, sekalipun dosa kecil.
4.       Banyak mengingat mati / akherat.
5.       Banyak berdo’a.


Pembicara : Uztadzah Sari
Dalam Forum KANTIN ANNISA' - 11 MARET 2011
BADAN AMALAN ISLAM - UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

Ditulis kembali oleh Kharisma Nugrahandani Restuti

Jumat, 02 Desember 2011

Masjidku Cinta. . .

Aku bukan seorang yang suka bermain-main di luar rumah, atau berjalan-jalan berpariwisata berliburan. Mungkin aku ini bisa dikatakan sebagai anak rumahan, karena perjalananku hanya melingkupi rumah dan sekolah, tak ada organisasi di sekolah dan tak pernah ikut main dengan teman-teman. Hanya rumah.

Hal ini sangat berbeda saat aku mulai lulus SMA. Jeda libur untuk melanjutkan belajar di perguruan tinggi masih cukup panjang. Aku mulai bosan untuk hanya duduk di rumah, menelfon kawan, chatting atau hanya membaca buku. Namun aku suka bersepeda. Kucoba untuk mencari hal-hal baru disekitarku dengan sepeda miniku ini. Masjid, tujuan pertamaku. Aku tak pernah mendengar informasi mengenai kegiatan-kegiatan di masjid ini. Fikirku kebanyakan masjid pastilah memiliki Remaja Masjid dan masjid ini bukanlah masjid kecil, tapi ini adalah Masjid Agung Kendal. Masjid yang berada di sebuah kota kecil di utara pulau jawa, nampak tenang dan damai dalam suasana yang tak sepi dan tak ramai. Setiap siang dan sore, aku mulai pergi ke masjid untuk sholat berjamaah duhur dan ashar. Tak banyak memang jumlah jamaah putri, namun aku lebih menikmati solatku di masjid ini.

Hari-hariku beribadah di masjid membuatku mencoba mencari perpustakaan masjid, karena pikirku, kebanyakan masjid pastilah juga memiliki perpustakaan masjid, dan memang masjid ini terdapat perpustakaan, meski kecil namun bisa kucoba untuk mengisi sela waktuku sebelum adzan duhur berkumandang.
 Rasa penasaranku mengenai remaja masjid kembali terkoneksi.Kucoba bertanya pada petugas perpustakaan, adakah Remaja Masjid disini. Dengan wajah dan senyum ramahnya, beliau menjawab panjang lebar mengenai kegiatan di masjid ini yang mulai pasif, remaja yang sudah menua, sudah tak remaja lagi. Aku hanya tersenyum kecil mendengarkan pembicaraan beliau. Dan beliau mulai mendaftarkan aku untuk masuk menjadi anggota perpustakaan sekaligus anggota remaja masjid.

Kulihat jam di dinding perpustakaan, sebentar lagi adzan duhur. Aku harus sudah dalam kondisi wudhu sebelum adzan berkumandang, agar masih banyak jeda waktu untuk sunah. Nada dering sms bergetar di atas meja kamarku, SMS dari Perpustakaan Masjid, berisi pemberitahuan bahwa akan diadakan rapat untuk acara Isra' Mi'raj 1431 H. Kesempatan ini tak kan aku lewatkan, bagiku saat itu mengikuti rapat di Masjid untuk kegiatan Masjid adalah hal yang cukup luar biasa.

Di tempat inilah segala aktivitas berhargaku dimulai, inspirasi, sahabat dan saudara. Kesibukanku mulai beransur semenjak kegiatan ini. Persiapan Isra' Mi'raj dan hari H-nya, persiapan untuk kegiatan Ramadhan yang memerlukan cukup banyak waktu dan segala kegiatannya di sepanjang bulan Ramadhan. Disini aku bertemu banyak kawan yang sudah aku anggap seperti saudaraku sendiri. Karena hampir setiap hari aku habiskan waktu-waktuku di Masjid ini.

Keakrabanku dengan lingkungan masjid ini membuatku beranggapan Masjid ini seperti rumah kedua bagiku. Karna setiap siang di hari liburku, aku selalu disini, bercengkerama dengan orang-orang di masjid, para pengurusnya, bahkan satpam dan tukang parkirnya. Sahabat-sahabat yang aku temui di setiap kegiatan masjid juga semakin akrab, tak hanya di dalam masjid saja namun untuk kegiatan di luar masjid keakraban kami masih sangat terjaga. Meski masa perkuliahan sudah mulai menyibukkan hari-hariku di luar kota Kendal, aku selalu ingin menyempatkan waktuku untuk bersinggah lagi seperti dulu di Masjid ini. Mencari inspirasi dan menyalurkanya dengan kegiatan-kegiatan masjid ini. Hingga membuahkan prinsipku, meski aku aktif dalam organisasi, kuliahku tak akan terganggu, akan kubuktikan itu pada kedua orang tuaku yang melihatku selalu sibuk di luar rumah.

 Setahun lebih sudah ku dekatkan diri pada tempat ini. Persinggahan terbaik untuk segala aktivitas positif-positifku. Bahkan sampai saat ini, hanya untuk berpisah beberapa bulan aku sudah sangat merindukan tempat itu. Sangat.. My Lovely place, Masjid Agung Kendal. from 2009 until now.. 2 Desember 2011, Melaka, Malaysia.

Subhanallah, inilah ciri-ciri ULUL ALBAB

1. Ciri-ciri ulul albab yang disebut dalam al-Qur’an adalah, pertama, bersungguh-sungguh menggali ilmu pengetahuan.
Menyelidiki dan mengamati semua rahasia wahyu (al-Qur’an maupun gejala-gejal alam), menangkap hukum-hukum yang tersirat di dalamnya, kemudian menerapkannya dalam masyarakat demi kebaikan bersama.
"Sesungghnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi ulul albab" (QS, Ali Imran, 190).
Menurut Ibn Katsir, selain mampu memahami fenomena alam dengan segenap hukumnya yang menunjukan tanda-tanda keagungan, kemurahan dan rahmat Ilahy, ulul albab juga seorang yang senantiasa berdzikir dan berpikir, yang melahirkan kekuatan intelektual, kekayaan spiritual dan keluhuran moral dalam dirinya.

Ibn Salam fisikawan muslimyang mendapatkan hadiah Nobel tahun 1979 menyatakan bahwa dalam al-Qur’an terdapat dua perintah; tafakur dan tasyakur. Tafakur adalah merenungkan serta memikirkan semua kejadian yang timbul dalam alam semesta, kemudian menangkap hukum-hukumnya yang dalam bahasa modern dikenal dengan istilah science. Sedang tasyakur adalah memanfaatkan segala nikmat dan karunia Allah dengan akal pikiran, sehingga nikmat tersebut semakin bertambah yang kemudian dikenal dengan istilah teknologi. Ulul Albab menggabungkan keduanya; memikirkan sekaligus mengembangkan dan memanfaatkan hasilnya, sehingga nikmat Allah semakin bertambah (Jalaluddin Rahmad, 1988, 213). "Sesungguhnya, jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu. Jika kamu mengingkari (nikmat- Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih"(QS, Ibrahim, 7).
Manusia akan mampu menemukan citra dirinya sebagai manusia, serta mampu menaklukkan jagat raya bila mau berpikir dan berdzikir. Berpengetahuan tinggi serta menguasai teknologi. "Jika kamu mampu menembus (melintasi) penjuruu langit dan bumi, maka lintasilah. Kamu tidak akan mampu menembusnya, kecuali dengan kekuatan (teknologi)" (QS, Ar-Rahman, 33).

2. Kedua, selalu berpegang pada kebaikan dan keadilan.
Ulul Albab mampu memisahkan yang baik dari yang jahat, untuk kemudian memilih yang baik. Selalu berpegang dan mempertahankan kebaikan tersebut walau sendirian dan walau kejahatan didukung banyak orang. "Tidak sama yang buruk (jahat) dengan baik (benar), meskipun kuantitas yang jahat mengagumkan dirimu. Bertaqwalah hai ulul albab, agar kamu beruntung" (QS, Al-Maidah, 100)
Dalam masyarakat, Ulul Albab tampil bagai seorang "nabi". Ia tidak hanya asyik dalam acara ritual atau tenggelam dalam perpustakan; sebaliknya tampil dihadapan umat. Bertabligh untuk memperbaiki ketidakberesan yang terjadi di tengah- tengah masyarakat, memberikan peringatan bila terjadi ketimpangan dan memprotesnya bila terjadi ketidak-adilan dan kesewenang-wenangan.

3. Ketiga, teliti dan kritis dalam menerima informasi, teori, proporsisi ataupun dalil yang dikemukakan orang lain.
Bagai sosok mujtahid, ulul albab tidak mau taqlid pada orang lain, sehingga ia tidak mau menelan mentah-mentah apa yang diberikan orang lain, atau gampang mempercayainya sebelum terlebih dahulu mengecek kebenarannya. "Yang mengikuti perkataan lalu mengikuti yang paling baik dan benar, mereka itulah yang diberi petunjuk oleh Allah, dan mereka itulah ulul albab" (QS, Az-Zumar, 18).

4. Keempat, sanggup mengambil pelajaran dari sejarah umat terdahulu.
Sejarah adalah penafsiran nyata dari suatu bentuk kehidupan.
Dengan memahami sejarah kemudian membandingkan dengan kejadian masa sekarang, ulul albab akan mampu membuat prediksi masa depan, sehingga mereka mampu membuat persiapan untuk menyambut kemungkinan- kemungkinan yang bakal terjadi.
Sampai pada ciri-ciri ini, ulul albab tidak ada bedanya dengan intelektual yang lain. Tapi bila dilanjutkan, maka ada nilai tambah yang dimilikinya yang tidak dimiliki oleh seorang intelektual biasa.

5. Yakni, kelima, rajin bangun malam untuk sujud dan rukuk dihadapan Allah swt.
Ulul Albab senansiasa "membakar" singgasana Allah dengan munajadnya ketika malam telah sunyi. Menggoncang Arasy-Nya dengan segala rintihan, permohonan ampun, dan pengaduan segala derita serta kebobrokan moral manusia di muka bumi. Ulul Albab sangat "dekat" dengan Tuhannya. "(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung), ataukah orang yang beribadah di waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (adzab) akherat dan mengharap rahmat Tuhannya. Katakanlah: 'Adakah sama orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?'. Sesungguhnya, hanya ulul albab yang dapat menerima pelajaran"(QS, Az-Zumar, 9).

6. Keenam, tidak takut kepada siapapun, kecuali Allah semata.
Sadar bahwa semua perbuatan manusia akan dimintai pertanggungan jawab, dengan bekal ilmunya, ulul albab tidak mau berbuat semena-mena. Tidak mau menjual ilmu demi kepentingan pribadi (menuruti ambisi politik atau materi). Ilmu pengetahuan dan teknologi ibarat pedang bermata dua.

Ia dapat digunakan untuk tujuan-tujuan baik, tapi bisa juga digunakan dan dimanfaatkan untuk perbuatan-perbuatan yang tidak benar. Tinggal siapa yang memakainya. Ilmu pengetahuan sangat berbahaya bila di tangan orang yang tidak bertanggung jawab. Sebab, ia tidak akan segan-segan menggunakan hasil teknologinya untuk menghancurkan sesama, hanya demi menuruti ambisi dan nafsu angkara murkanya.


Dengan demikian, ulul albab bukan sekedar ilmuwan atau intelektual. Dalam diri ulul albab terpadu sifat ilmuwan, sifat intelektual dan sekaligus sifat orang yang dekat dengan Allah. Atau dalam terjemahan UIN Malang, di istilahkan dengan intelek professional yang ulama dan ulama yang intelek profesional.
Dalam dunia pendidikan dewasa ini, kita sangat mengharapkan perguruan tinggi mampu mencetak sosol sarjana yang mempunyai kemampuan keilmuan dan kepribadian seperti itu. Seorang sarjana yang benar-benar, bukan hanya sekedar sarjana.

Aku dan Ayah

Aku hanya seorang perempuan biasa dari keluarga biasa. Namun aku merasa segalanya terasa cukup bagiku, aku memiliki kehidupan yang lengkap. Aku bahagia.
Ayah selalu memberikan nasehat-nasehatnya kepadaku, saat aku duduk berdua bersama beliau aku merasakan kehangatan yang begitu mendalam dalam hubungan kami, percakapan-percakapan yang selalu membawa makna tersendiri untuk bekalku menjalani kehidupan ini.
Masih teringat tentang kami dulu, 20 Juni 2009.

Malam itu, pukul 7 WIB.
Setelah aku jalan-jalan dengan ayah menuju ke suatu pelosok desa untuk berburu burung kolibri, Aku dan Ayah duduk di beranda rumah, beliau memintaku untuk memisahkan semut dari kroto-nya. Ayah juga ikut membantu. Setiap kali aku duduk dengan Ayah,ada saja yg dibicarakan. Aku merasa dekat dg beliau. dan malam itu terasa lain dr malam2 sebelumnya..pembicaraan kami hampir membuatku menangis..
Tentang bagaimana beliau memaknai pikiran sempit manusia, tentang bagaimana beliau memaknai penilaian manusia di mata Allah. Tentang bagaimana beliau memaknai rasa syukur. Tentang beliau memaknai besar kecil kecintaan manusia kpd Allah, tentang beliau memaknai surga dan neraka, tentang beliau memaknai makhluk hidup dan kehidupan,tentang beliau memaknai dunia, dan tentang beliau memaknai ujian dan musibah..
"Nak, beginilah dunia dan seisinya..penuh ketidakadilan, kerakusan, dan sebagainya. Tuhan telah menggariskannya, dan Ia pun mengijinkan semua ini begini. Ia yang menghendaki semua ini terjadi, tentang dunia, sifat-sifat manusia dan Ia juga Mengetahui semuanya apa yang telah dan belum terjadi. Namun ayah tidak ingin keluarga ayah terjebak dlm kehinaan dunia, jangan kotori hatimu dlm perdebatan & keluhan2, hiduplah dlm cinta, rahmatan lil alamin."

"Kita hidup adalah atas seijin-Nya, detak jantung ini berdetak adalah atas seijin-Nya, Kita bernafas adalah atas seijin-Nya dan atas segala rahmat dan karunia-Nya. Hati ini adalah titipan-Nya, jiwa dan raga adalah milik-Nya, dan semua pasti akan kembali kepada-Nya.
Musibah, bencana alam adalah salah satu cara Tuhan memberi jalan pada diri ini untuk kembali pada-Nya, karna diri ini sesungguhnya milik-Nya.
Menghujat musibah, munghujat kenapa selalu terjadi, banyak manusia tak bersalah menjadi korban. Lalu apakah kamu jg sedang menghujat Tuhan. Kita tak pernah pantas berkata demikian, bukankah diri ini milik-Nya? terserah apa yang hendak Ia lakukan pada ciptaan-Nya, seperti seorang pelukis yang berhak menyayangkan apapun kepada lukisannya, ataupun merobeknya bahkan membuangnya. Namun Tuhan itu Maha Adil, Maha Bijaksana, Maha Pemberi Rahmat dan Maha Pemurah, Garis-garis kehidupan yang Tuhan ciptakan kuyakin telah Ia tuliskan dengan seadil-adilnya. Kehidupan tak hanya di dunia, masih ada kehidupan lain yang lebih kekal."

Aku mungkin tak sanggup mengulang kembali semua kata-kata beliau, namun mendengarkannya saja begitu membuat hatiku terayuh mengenai makna kehidupan ini..luluh dan kutahan air mata ini menetes di depan beliau.
Pembicaraan kami waktu itu hanya berlangsung hampir 1 jam..namun membuahkan banyak makna yg begitu dalam di hati,akhlak dan pikiranku. Ku termenung setelah pmbicaraan itu. Beginikah aq yg bgtu 'bobrok' tak menyadari arti penting itu semua, yang mengeluh tak berarti, yang selalu menghujat kenapa dunia ini begitu tak adil?!?!
Dunia memanglah begini, Namun jadikan diri kita untuk mendapat tempat sebaik-baiknya di Mata Tuhan..Berlaku jujur, bertingkah laku seperti apa yang telah diajarkan Rasulullah SAW.

Kepada Ayahandaku tercinta, aku mencintaimu.. Ibu, aku juga sangat mencintaimu, terimakasih kalian ada dan melahirkanku atas keberadaan kalian sebagai orang tuaku.. Alhamdulillah ya Rabbku Yang Maha Pengasih.


Kharisma Nugrahandani Restuti