Bismillahirrahmanirrahim.
Sejak ia masuk Islam dan bersumpah setia kepada Rasulullah, bersamaan dengan hatinya yang mulai bercahaya bagai pagi hari oleh cahaya Allah dan cahaya ketaatannya, sejak saat itu ia fokus pada Al-Qur'an yang turun secara bertahap. Setiap ayat yang turun langsung dihafalnya. Sehingga setelah al-Qur'an turun dengan sempurna ia telah hafal semuanya.
Apabila pasukan Islam berangkat ke medan laga untuk menghadapi orang-orang kafir yang memerangi Islam, kita akan menjumpainya berada di barisan terdepan, berharap mendapatkan kesyahidan. Ia benar-benar ingin mati sebagai syahid.
Jika peperangan telah usai, dimana kita akan menemuinya?
Di masjid atau mushala rumahnya. Siang hari berpuasa dan malam hari dipergunakan untuk qiyamullail. Untuk mengetahui betapa tingginya tingkat ibadah Abdullah, kita bisa melihat sikap Rasulullah yang terpaksa ikut campur dalam urusan ini agar Abdullah tidak berlebihan dalam beribadah. Rasulullah juga berpesan kepada agar mematuhi ayahnya (Amr bin Ash).
Waktu terus berjalan. Mu'awiyah menolak kekhalifahan Ali. Ali tidak akan membiarkan pembangkangan dilakukan tidak pada tempatnya. Perang pun berkecamuk dengan sengitnya. Ketika Amr hendak berangkat ke Shiffin untuk berperang, ia memanggil Abdullah anaknya, "Bersiaplah untuk berangkat. Kamu akan ikut berperang di pihak kami (Mu'awiyah)"
"Itu tidak mungkin! Rasulullah telah berpesan kepadaku agar tidak membunuh sesama muslim."
Amr terus berusaha meyakinkan putranya, "Masih ingatkah kamu akan pesan Rasulullah.. . Rasul perpesan 'Taatilah ayahmu'. ."
Abdullah berangkat demi ketaatannya kepada sang ayah. Ia bertekad untuk tidak menghunus senjata.
Beberapa saat setelah pertempuran dimulai, terjadilah peristiwa yang menjadikan Abdullah bin Amr mengambil sikap tegas dan menentang pertempuran itu.
Ceritanya, 'Ammar bin Yasir berada di pihak Ali. Rasulullah telah mengabarkan tentang kematian 'Ammar bahwa ia akan dibunuh oleh kelompok pembangkang. Beberapa dari kelompok Mu'awiyah bersepakat untuk membunuhnya, mereka membidikkan anak panah mereka dan berhasil menghantarkan 'Ammar ke dunia para syuhada. Berita terbunuhnya 'Ammar tersebar dengan sangat cepat.
Abdullah berkeliling di antara pasukan Mu'awiyah dan menyatakan bahwa mereka adalah para pembangkang karena telah membunuh 'Ammar.
Mu'awiyah merasakan bahwa desas desus itu akan mengacu pembangkangan terhadapan dirinya, sehingga ia memikirkan suatu muslihat. Ia menyatakan bahwa yang membunuh 'Ammar bin Yasir tidak lain adalah orang yang mengajaknya untuk ikut berperang. Penjelasan Mu'awiyah langsung diterima oleh pengikutnya tanpa logika, maka pertempuran pun kembali dimulai.
Sedangkan Abdullah bin Amr kembali ke masjid dan ibadahnya. Akan tetapi keterlibatannya dalam perang Shiffin selalu membuatnya gundah.
Ketika usianya mencapai 72 tahun. Saat ia sedang berada di mushala rumahnya, beribadah, berdzikir, memuji Tuhannya, ia dipanggil untuk melakukan perjalanan abadi. "Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dalam keadaan ridha dan diridhai. Masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam surga-Ku"
Sejak ia masuk Islam dan bersumpah setia kepada Rasulullah, bersamaan dengan hatinya yang mulai bercahaya bagai pagi hari oleh cahaya Allah dan cahaya ketaatannya, sejak saat itu ia fokus pada Al-Qur'an yang turun secara bertahap. Setiap ayat yang turun langsung dihafalnya. Sehingga setelah al-Qur'an turun dengan sempurna ia telah hafal semuanya.
Apabila pasukan Islam berangkat ke medan laga untuk menghadapi orang-orang kafir yang memerangi Islam, kita akan menjumpainya berada di barisan terdepan, berharap mendapatkan kesyahidan. Ia benar-benar ingin mati sebagai syahid.
Jika peperangan telah usai, dimana kita akan menemuinya?
Di masjid atau mushala rumahnya. Siang hari berpuasa dan malam hari dipergunakan untuk qiyamullail. Untuk mengetahui betapa tingginya tingkat ibadah Abdullah, kita bisa melihat sikap Rasulullah yang terpaksa ikut campur dalam urusan ini agar Abdullah tidak berlebihan dalam beribadah. Rasulullah juga berpesan kepada agar mematuhi ayahnya (Amr bin Ash).
Waktu terus berjalan. Mu'awiyah menolak kekhalifahan Ali. Ali tidak akan membiarkan pembangkangan dilakukan tidak pada tempatnya. Perang pun berkecamuk dengan sengitnya. Ketika Amr hendak berangkat ke Shiffin untuk berperang, ia memanggil Abdullah anaknya, "Bersiaplah untuk berangkat. Kamu akan ikut berperang di pihak kami (Mu'awiyah)"
"Itu tidak mungkin! Rasulullah telah berpesan kepadaku agar tidak membunuh sesama muslim."
Amr terus berusaha meyakinkan putranya, "Masih ingatkah kamu akan pesan Rasulullah.. . Rasul perpesan 'Taatilah ayahmu'. ."
Abdullah berangkat demi ketaatannya kepada sang ayah. Ia bertekad untuk tidak menghunus senjata.
Beberapa saat setelah pertempuran dimulai, terjadilah peristiwa yang menjadikan Abdullah bin Amr mengambil sikap tegas dan menentang pertempuran itu.
Ceritanya, 'Ammar bin Yasir berada di pihak Ali. Rasulullah telah mengabarkan tentang kematian 'Ammar bahwa ia akan dibunuh oleh kelompok pembangkang. Beberapa dari kelompok Mu'awiyah bersepakat untuk membunuhnya, mereka membidikkan anak panah mereka dan berhasil menghantarkan 'Ammar ke dunia para syuhada. Berita terbunuhnya 'Ammar tersebar dengan sangat cepat.
Abdullah berkeliling di antara pasukan Mu'awiyah dan menyatakan bahwa mereka adalah para pembangkang karena telah membunuh 'Ammar.
Mu'awiyah merasakan bahwa desas desus itu akan mengacu pembangkangan terhadapan dirinya, sehingga ia memikirkan suatu muslihat. Ia menyatakan bahwa yang membunuh 'Ammar bin Yasir tidak lain adalah orang yang mengajaknya untuk ikut berperang. Penjelasan Mu'awiyah langsung diterima oleh pengikutnya tanpa logika, maka pertempuran pun kembali dimulai.
Sedangkan Abdullah bin Amr kembali ke masjid dan ibadahnya. Akan tetapi keterlibatannya dalam perang Shiffin selalu membuatnya gundah.
Ketika usianya mencapai 72 tahun. Saat ia sedang berada di mushala rumahnya, beribadah, berdzikir, memuji Tuhannya, ia dipanggil untuk melakukan perjalanan abadi. "Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dalam keadaan ridha dan diridhai. Masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam surga-Ku"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar