Minggu, 12 Mei 2013

'AMMAR BIN YASIR

Bismillahirrahmanirrahim..
Seandainya ada orang-orang yang dilahirkan di surga, tumbuh dan menjadi dewasa di taman surga, kemudian dibawa ke dunia untuk menjadi hiasan dan cahaya penerang, maka 'Ammar, ibunya (Sumayyah) dan ayahnya (Yasir) termasuk di antara mereka.
Mengapa kita katakan "seandainya", seolah-olah pengandaian belaka, padahal keluarga Yasir benar-benar penduduk surga.
Ketika Rasulullah bersabda, "Sabarlah, wahai keluarga Yasir. Tempat yang dijanjikan bagi kalian adalah surga.", beliau tidak hanya sedang menghibur mereka, tetapi mempertegas apa yang beliau ketahui.
Keteguhan Sumayyah dalam menghadapi berbagai siksaan menjadikanya "ibu" bagi seluruh kaum muslimin sepanjang masa. Ialah syuhada pertama.

Setelah kaum muslimin menetap di Madinah. Rasulullah dan para sahabat bergotong royong membangun masjid Nabawi. Rasulullah, yang hatinya penuh rahmat melihat kiprah 'Ammar. Beliau mendekatinya. Setelah beberapa saat menatap wajahnya, beliau bereru dihadapan para sahabat, "Inilah putra Sumayyah. Dia akan tewas di tangan pemberontak."

Pemberontakan dan pertikaian pun terjadi pada masa khalifah Ali, dan berita tewasnya 'Ammar segera tersebar. Orang-orang pun tahu siapa yang menjadi kelompok pemberontak saat itu, tidak lain adalah kelompok Mu'awiyah.

Beberapa saat yang lalu, 'Ammar berdendang gembira di hadapan mereka di tengah medan perang,
"Hari ini aku akan berjumpa dengan para kekasih tercinta, dengan Muhammad dan sahabatnya."

Surga telah merindukan 'Ammar. Kerinduan itu telah membuncah sejak lama, menunggu sampai 'Ammar menyelesaikan tugas dan tanggungjawabnya.

Kini, tugas itu telah terlaksana dengan baik, sekarang ia memenuhi panggilan kerinduan yang datang dari taman surga. Ia letakkan tombaknya, lalu pergi memenuhi panggilan itu.

Saat tangan-tangan para sahabat menimbun pasir ke pusara 'Ammar, ruhnya telah menggapai masa depannya. Disana, di taman surga yang telah lama merindukan kehadiran 'Ammar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar