Selasa, 06 Mei 2014

Taqlid (bagian 1)

Bismillahirrahmanirrahim
TAQLID

Makian, cacian terhadap kelompok yang tidak sependapat masih sering kita temukan di berita dan laman-laman media sosial. Bahkan tidak jarang menjadi pertikaian. Label kafir, sesat, bid’ah seakan menjadi barang gratisan yang bisa diobral siapa saja. Konflik antar suku, antar kampung, antar ormas, tawuran antar pelajar kerap mewarnai pemberitaan media massa. Kerugian materi tidak terhitung lagi, bahkan korban jiwa kerap berjatuhan. Dan ironisnya ini terjadi antar sesama Muslim.
Sering kali penyebabnya adalah hal-hal sepele. Mereka yang terlibat sering kali tidak paham persoalan. Hanya karena mengikuti dan membela arahan pimpinan, ulama atau kelompoknya tanpa mengetahui inti permasalahan yang bisa jadi bukanlah permasalahan fundamental.

Loyalitas bergeser menjadi loyalitas Ormas, partai, kelompok, dan suku. Taqlid buta, fanatisme sempit telah mengorbankan nilai kebenaran dan persatuan. Taqlid bisa jadi penting pada satu sisi. Tapi mengetahui kebenaran di sisi Allah dan Rasul-Nya haruslah menjadi yang utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar