Selasa, 06 Mei 2014

Taqlid (bagian 3)

Lihatlah bagaimana sesatnya kaum nabi Nuh karena ikut-ikutan menyembah arca-arca yang dibuat oleh nenek moyang mereka, yang mereka sendiri tiadk mengerti untuk apa arca-arca itu dibuat oleh nenek moyang mereka.

Dan mereka berkata: "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa', yaghuts, ya'uq dan nasrQS. Nuh : 23

Suwwa', yaghuts, ya'uq dan nasr adalah nama-nama arca yang disembah oleh kaum Nabi Nuh. Tadinya itu adalah nama-nama orang-orang saleh di antara mereka. Ketika orang-orang saleh tersebut meninggal, setan membujuk mereka untuk membuat arca sebagai monument untuk mengenang mereka. Generasi pun berganti, mereka tidak mengerti untuk apa monument-monumen tersebut, mereka pun menyembahnya, generasi yang selanjutnya mengikuti begitu saja, tanpa mempertanyakan sebab dan alasannya. Itulah taqlid buta.

Sikap taqlid mereka ini diperparah oleh rahib mereka yang menyimpang yang menyelewengkan ayat-ayat Allah untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya. Yang halal menjadi haram, sementara yang haram mejadi halal. Yang benar dipropagandakan menajdi batil, sebaliknya yang batil dipoles supaya tampak menjadi benar. Mereka mempermainkan ayat-ayat Allah sesuai dengan bayaran dan keuntungan duniawi yang mereka dapatkan.

Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.” QS. Al Baqarah : 79

Tidak ada komentar:

Posting Komentar