Memiliki
kepekaan merupakan poin penting yang harus dimiliki oleh setiap manusia, karena
manusia tidak hidup sendiri. Dengan menumbuhkan kepekaan, kita akan berusaha
melihat dari sisi yang lain, berusaha memahami pikiran orang lain, agar kita
tahu apakah orang lain merasa nyaman ataukah tidak dengan kehadiran kita, atau
setidaknya agar orang lain tidak terganggu dengan keberadaan kita, dan akan
jauh lebih baik jika kita bisa membantu orang lain, sehingga orang lain bisa
mendapatkan manfaat dari diri kita.
Menumbuhkan
kepekaan harus dibiasakan sejak seseorang menginjak usia dini, ketika mereka
mulai dapat belajar dan memahami sesuatu dengan inderanya. Kepekaan adalah
persoalan etika, dan lingkungan sangat mempengaruhi tumbuhnya kepekaan
seseorang terhadap orang lain ataupun terhadap lingkungannya.
Kepekaan
dapat diaplikasikan dari hal-hal kecil disekitar kita, namun dampaknya bisa
saja sangat besar dan memiliki pengaruh yang lebih luas bagi lingkungan dan
masyarakat. Banyak orang yang justru melalaikan hal-hal yang dianggap kecil /
remeh, tanpa mereka sadari banyak orang yang merasa terganggu atas hal yang
dianggap kecil / remeh tersebut. Seperti yang telah disebutkan tadi, pentingnya
memiliki kepekaan agar setidaknya orang lain tidak merasa terganggu atas
keberadaan kita.
Lebih-lebih
jika kita hidup bersama-sama dengan orang lain, dalam lingkungan bertetangga,
kos, asrama, atau tempat lainnya. Bahkan di lingkungan keluarga pun sangat
perlu menumbuhkan kepekaan ini.
Di
lingkungan keluarga misalkan, sebagai seorang anak memiliki kewajiban untuk
membantu orang tuanya, membantu meringankan perkerjaan orang tua dalam
mengurusi urusan rumah tangga seperti menyapu, mencuci, dsb. Namun banyak anak
yang tidak peka ketika melihat ibunya menyapu lantai, tapi si anak malah justru
asik menonton televisi. Atau ketika melihat piring-piring kotor menumpuk di
wastafel pencucian piring, bukannya membantu mencuci, malah justru menambah
piring-piring kotor semakin menumpuk. Atau jika memiliki pembantu di rumah,
terkadang si anak berdalih, “kan ada pembantu yang mencucinya”, padahal
pembantu sudah seharian mengerjakan pekerjaan-pekerjaan lainnya seperti mencuci
pakaian, mengepel, menyapu, memasak dan lain sebagainya.
Di
lingkungan kos / asrama misalkan, seseorang menyetel musik keras-keras sehingga
mengganggu tetangga kamarnya. atau seseorang membiarkan sampah menumpuk terlalu
lama sehingga baunya menyengat dan tercium oleh orang lain. Hal ini tentu
sangat mengganggu orang-orang yang ada disekitarnya. Seseorang yang memiliki
kepekaan, ia akan segera membersihkan piring-piring kotor yang ia pakai dan
tidak membiarkan orang lain merasa terganggu karena melihat piring-piring kotor
bertumpuk, apalagi jika piring-piring tersebut dipakai bersama-sama, jangan
sampai ketika orang lain ingin menggunakan piring atau sendok namun semuanya
belum dicuci karena kotor kita pakai.
Seseorang
yang memiliki kepekaan, ia tidak akan membuang sampah sembarangan atau
menambah-nambahi daftar pekerjaan petugas kebersihan yang akan memunguti /
menyapu sampah yang kita buang secara sembarang tersebut.
Seseorang
yang memiliki kepekaan, ia tidak akan membiarkan sampahnya menumpuk penuh
terlalu lama sehingga menimbulkan bau tidak sedap yang akan tercium juga oleh
orang lain. Ia akan segera membuangnya agar tetap bersih dan tidak bau.
Seseorang
yang memiliki kepekaan, ia akan segera membersihkan dan merapikan kamarnya yang
kotor atau berantakan, agar diri sendiri dan orang lain merasa nyaman ketika
berada di kamar kita.
Seseorang
yang memiliki kepekaan, ia tidak akan membiarkan orang lain menunggu diri kita.
dan akan menepati janji sesuai waktu dan kadarnya.
Seseorang
yang memiliki kepekaan, ia akan segera berhenti berbicara ketika pembicaraannya
terlalu membosankan bagi lawan bicaranya, atau ia akan memahami dari mimik muka
lawan bicaranya jika lawan bicaranya sedang terburu-buru untuk pergi, sehingga
ia akan segera menghentikan pembicaraannya.
Seseorang
yang memiliki kepekaan, jika ia melihat benda menyakitkan di jalan seperti batu
atau ranting yang berpotensi menyakiti manusia, ia akan segera menyingkirkan
benda tersebut agar tidak menyakiti orang lain. Hal ini di dalam agama Islam
juga termasuk bagian dari cabang keimanan.
Masih
banyak lagi contoh-contoh kepekaan ataupun sikap empati lainnya. Ketidak-pekaan
bisa menjadi suatu kezaliman terhadap diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan, namun banyak orang yang tidak menyadarinya dan meyepelekan hal ini.
Padahal sesepele apapun perbuatan yang berpeluang memberi manfaat atau
menyakiti orang lain, pasti akan dicatat dalam daftar amalan umat manusia dan
akan dihisap pada waktunya nanti hingga mendapatkan balasan dari-Nya.
Misalnya
ketika kita melihat piring-piring kotor di wastafel pencucian piring padahal
bukan kita yang memakainya, maka akan menjadi kesempatan beramal shaleh bagi
kita jika kita mau mencucinya. Luruskan niat juga, ikhlas. Jangan sampai kita
berharap-harap agar perbuatan kita dilihat oleh orang lain (terlebih si pemakai
piring kotor), atau jangan sampai pula kita mencucikan piring bekas pakai orang
lain tapi kita masih menggerutu.
Jika
ingin menasehati, pikirkanlah cara terbaik untuk menasehati, jangan sampai
menyinggung perasaan orang lain yang dinasehati. Misalkan jika ada orang yang
membuang sampah sembarangan, jangan lantas kita marah-marahi di tempat, apalagi
jika di tempat tersebut banyak orang, ia akan merasa malu. Nasehatilah dengan
pelan dan penuh kelembutan, agar si pembuang sampah sembarangan ini mudah
menerima nasehat tersebut dan tidak merasa sakit hati.
Jagalah
kepekaan dan rasa empati ini agar tetap ada di dalam hati kita. Rasa peka dan
empati juga perlu pengontrolan, karena merupakan amalan yang bersifat kontinu,
dan ajarkanlah pada anak-anak kita agar mereka mengerti pentingnya kepekaan
terhadap orang lain dan alam terutama di lingkungan sekitar. Think globally,
act locally.
In
Syaa Allah kebaikan kecil ini akan menjadi sangat besar nilainya di mata Allah,
jika kita melakukannya dengan penuh keikhlasan dan dengan cara yang baik.
Semoga
bermanfaat.
Kharisma
Arby
Bandung,
7 Oct 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar