Tahukah Anda darimana datangnya kekejian, kecabulan, dan penjarahan harta orang lain?
Tahukah Anda mengapa perempuan mau membuka beberapa bagian auratnya tanpa merasa sungkan-sungkan?
Tahukah Anda mengapa ketika para suami melihat pemandangan yang demikian tidak sedikitpun saraf kecemburuan bergerak?
Itulah jika rasa "malu" telah hilang!
A. Apa itu Malu???
1.Imam Nawawi menuturkan "Para Ulama mengatakan bahwa hakekat malu adalah sifat yang membangkitkan kehendak untuk meninggalkan kejelekan dan mencegah reduksi penunaian hak kepada setiap pemilik hak."
2.Abu Qasim Al-Junaid rahimahullah mengatakan "Malu adalah menyadari kesenangan-kesenangan (kenikmatan2) dan melihat kelalaian (kekurangan) yang pada akhirnya melahirkan sebuah keadaan yang disebut malu kepada Yang Memberi Nikmat"
Begitulah penuturan ulama mengenai definisi "Malu". Malu karena Iman adalah ekspresi malu sebagaimana dari Al-Junaid r.a. yaitu rasa yang membuat seorang mukmin urung melakukan maksiat karena perasaan serbasalah jikalau dilihat Allah swt.
Ali r.a. juga mengatakan, "Barangsiapa yang dibalut rasa malu maka orang-orang tidak akan melihat aibnya" (Dr.Abdul Latif, Al-Akhlaaq fi Al-Islam)
B. Malu Sebagian dari Iman
Rasulullah saw. secara khusus menyinggung malu dalam cabang-cabang keimanan.
"Iman itu ada 70 cabang, yang paling utama adalah ucapan Laa ilahaillallah dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri dari jalanan, sedangkan malu adalah sebagian dari iman" (H.R. Muslim, dari Abu Hurairah)
Rasulullah saw. bersabda "Malu dan iman selalu bersanding. Jika yang satu hilang maka hilanglah yang lain"[1]
Mengapa Malu Bisa Disebut sebagai Bagian Dari Iman??
Karena, keduanya sama-sama menganjurkan kebaikan dan menghindarkan keburukan.
1. Iman mengnjurkan berbuat ta'at dan menghindarkan maksiat.
2. Sementara malu mampu mencegah kealpaan untuk bersyukur kepada yang memberi nikmat dan mencegah kelalaian menunaikan hak orang yang memiliki hak.
3. Malu juga mencegah berbuat atau berkata kotor demi menghindari celaan dan kecaman.
Disinilah malu kemudian dinobatkan sbg sesuatu yg baik;
Basyir bin Ka'ab menuturkan "Telah tertuang dalam hikmah diantara buah rasa malu adalah kewibawaaan dan ketenangan."
Ini yang B A - H A - Y A !
Kebalikan dari rasa malu adalah Cabul. Cabul adalah kejorokan dan keberangasan dalam berbicara atau berbuat. Muslimah (yang benar-benar muslimah) tidak mungkin berbuat keji, berkata jorok, kasar ataupun berangas, karena semua itu adalah sifat2 ahli neraka.
Muslimah adalah ahli surga, insyaAllah, sehingga ia pun tidak bersifat cabul ataupun berangasan. Diibuktikan dalam penuturan Nabi SAW. "Malu adalah sebagian dari iman; iman bertempat di surga. Sementara itu, cabul adalah sebagian dari keberangasan; keberangasan bertempat di neraka."
C. Sumber Rasa Malu
Sumber rasa malu adalah Pengetahuan akan kekuasaan Allah, kebesaran Allah, kedekatan-Nya dengan hamba, dan Kemahatahuan-Nya akan kebohongan mata dan rahasia yang tersembunyi di dalam dada.
Hal ini adalah derajat keimanan tertinggi, bahkan sudah merupakan aktualisasi Ihsan, Apa itu Ihsan??! Simak terus yuuk
"Suatu hari, Nabi saw. berada di tengah-tengah kerumunan orang ketika tiba-tiba malaikat Jibril datang menghampiri beliau dan berkata, "Apa itu Ihsan?" Beliau menjawab "Engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka ketahuilah Dia yang melihatmu"" (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah r.a.)
D. Jika Anda Tidak Memiliki Rasa Malu..
Jika rasa malu telah hilang, semua pintu pun terbuka lebar-lebar, sebagaimana hadits riwayat Al-Bukhari dari Ibnu Mas'ud, tuturnya Rasulullah saw.bersabda, "Sesungguhnya di antara hal yang dipahami manusia dari sabda nubuwah pertama adalah : JIKA TIDAK MERASA MALU, BERBUATLAH SESUKAMU!"
2 pengertian hadits ini adalah :
1. Sebagai bentuk gertakan dan ancaman yang mirip dengan firman Allah SWT :
"Perbuatlah apa yang kamu kehendaki; sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. Fushilat[41]:40)
"Perbuatlah apa yang kamu kehendaki; sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. Fushilat[41]:40)
2. Sebagai informasi tentang kondisi orang yang tidak memiliki rasa malu sehingga ia pun berbuat semaunya, tanpa batas, tanpa kendali. Karena yg bisa mencegah dari segala kejelekan adalah Rasa Malu.
Sifat malu Nabi Muhammad seperti apa ya? ,
Apa sih bedanya Malu dan Sungkan?,
Sifat Malu Perempuan di Tengah-tengah Laki-laki,
dan Bersalaman dengan yang bukan muhrim apa sih hukumnya? Akan dibahas di Artikel Selanjutnya ;)
[1] H.R. Al-Hakim dari Ibnu Umar. Menurutnya hadits ini shahih menurut kriteria Al-Bukhari dan Muslim. Hal yangsama dilansir dan dinyatakan Al-Baihaqi di dalam Syu'ah Al-Iman. Sementara itu As-Syuyuti dalam Al-Jami' Al-Saghir menyatakannya sebagai dha'if.
resume of "Manajemen Diri Muslimah bagian 2" - Dr.Akram Ridha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar