Kamis, 13 Desember 2012

MANIFESTASI "MALU" sebagai ETIKA ISLAM (Bagian Kedua)


Simpul kata dari note sebelumnya, senada dengan hadits Nabi "Jika tidak merasa malu, maka berbuatlah sesukamu!" Yang berarti, "Tanpa Malu engkau layak mendapatkan segala kerendahan."

Beberapa pertanyaan mengenai Note kali ini, sebelum kita akan membahasnya:
1. Seberapa jauhkah sifat Malu Nabi Agung kita, Nabi Muhammad saw.?
2. Malukah Anda atau sedang merasa Sungkan-kah Anda? Apa bedanya malu dan sungkan??
3. Bagaimana seharusnya sikap seorang muslimah ditengah kaum laki-laki?

  • SIFAT MALU NABI MUHAMMAD
dari Abu Sa'id Al-Khudri, tuturnya "Rasulullah saw. jauh lebih pemalu daripada gaids-gadis pingitan. Jika membenci sesuatu maka kita sudah mengetahuinya dari ekspresi wajah beliau" (H.R. Muslim)

Rasulullah selalu berpesan agar menjaga rasa malu dan menjadikannya sebagai ikon akhlak dalam Islam.

dari Anas r.a. Rasulullah bersabda "Tiap-tiap agama mempunyai etika, dan etika Islam adalah malu" (HR. Ibnu Majah)

Itulah hiasan rasa malu yang menghiasi ucapan dan perbuatan. Sampai-sampai Rasulullah menyanjungnya dengan sabda, "Tidak aad kekejian dama sesuatu kecuali ia akan memperburuknya; dan tidak ada rasa malu akan sesuatu kecuali ia akan memperindahnya" (HR. Tirmidzi dari Anas)

Diriwayatkan dari Aisyah r.a., tuturnya Nabi saw bersabda, "Malu adalah sebagian dari iman; dan iman letaknya di surga. Jika iman adalah laki-laki maka ia adalah laki-laki shaleh.
Perbuatan keji adalah sebagian dari kemaksiatan; kemaksiatan ada di neraka. Jika perbuatan keji adalah laki-laki yang berjalan dianatara manusia, maka dia adalah laki-laki yang berandalan." (Dilansir oleh al-Baihaqi dalam al-Asmaa' wa Ash-Shifaat)

>Apa yang dimaksud Malu Yang Sebenar-benarnya :
   Rasulullah bersabda, "Malulah kalian terhadap Allah dengan sebenar-benar rasa malu." Para Sahabat menukas, "Wahai Rasulullah, alhamdulillah kami sudah merasa malu."
   Rasulullah bersabda, "Bukan begitu. tetapi malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya adalah jika kau jaga kepala beserta isinya dan perut beserta isinya, dan  hendaklah engkau mengingat-ingat kematian dan hari akhir.
dan barangsiapa menginginkan akherat maka ia akan meninggalkan hiasan dunia. Orang yang bisa melakukan semua itu maka ia telah malu kepada Allah dengan sebenar-benar rasa malu"

  • BEDAKAN ANTARA MALU DAN SUNGKAN 
   Malu adalah akhlak terpuji, sedangkan Sungkan adalah penyakit kejiwaan yang menunjukkan lemahnya karakter akibat rasa malu dan takut yang berlebihan.

  Ada sebuah aforisme, "Rasa malu laki-laki yang tidak pada tempatnya adalah sebuah kelemahan"

   dari Imran tuturnya, rasulullah bersabda, "Malu itu baik seluruhnya."
   Kemudian, Basyir bin Ka'ab berkata, "dalam beberapa kitab atau hikmah, saya temukan bahwa di antara ekspresi malu adalah ketenangan dan kewibawaan karena Allah SWT. tetapi terkadang hal itu juga membuahkan kelemahan."

    Rasa malu bukanlah penghalang bagi wanita untuk menyuarakan kebenaran, mencari pengetahuan, atau untuk beramar ma'ruf nahyi munkar. Rasa malu tidak menghalangi Ummu Sulaim untuk belajar agama.

   Untuk rasa sungkan ini akan lebih banyak kita contohkan di Perempuan di Tengah Kaum Laki-laki.
  • PEREMPUAN DI TENGAH-TENGAH KAUM LAKI-LAKI
   Apakah seorang suami ridha saat sang istri mebiarkan tangan laki-laki menyentuhnya?

   Mengapa sang istri tersebut tidak menampiknya? 

   Inilah jawabannya : Sungkan!

    Tradisi masyarakat sekarang ini telah menghalalkan campur baur antara laki-laki dan perempuan. 
    Kebanyakan perempuan sudah tahu bahwa bersalaman dengan laki-laki non mahram adalah perbuatan makruh. Dengarlah riwayat Bukhari ini, "Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan perempuan lain selain perempuan yang dimilikinya (istrinya)"

   Lebih dari 1 perawi melansir bahwa Rasulullah bersabda, "Aku tidak pernah bersalaman dengan perempuan nonmahram"

   Kendati demikian, jika lelaki mengulurkan tangannya, banyak perempuan yang tanpa ragu-ragu langsung menyalaminya. Jika ditanya soal larangan agama, mereka akan menjawab, "Saya segan menampiknya."

   Banyak laki-laki yang ketika berbicara suka usil menggerak-gerakkan tangan tanpa kontrol. Dan menaruhnya dipundak orang yang diajaknya ngobrol tanpa peduli apakah lawan bicara itu perempuan atau laki-laki. Jika kebetulan perempuan, saat ia ditanya mengenai hal itu, ia hanya menjawab "Dia itu laki-laki dewasa seperti ayah saya."

   Rasa sungkan yang tidak pada tempatnya ini jelaslah bukan sikap malu, tapi itu adalah penyakit! Penyakit yang sebenarnya menghalangi perempuan untuk berteriak lantang di muka lelaki hidung belang yang mencoba memanfaatkan kesempatan di dalam kesempitan.

   Penyakit sungkanlah dan bukan rasa malu yang membuat perempuan tetap duduk meski diapit dua laki-laki di kursi bus, angkot atau kereta. Sebenarnya jika ia benar-benar memiliki rasa malu, ia akan bertukar tempat duduk dengan laki-laki yang duduk disebelah perempuan di kursi lain.

   Penyakit sungkanlah dan bukan rasa malu, yang menghalangi perempuan untuk berteriak lantang di muka laki-laki cabul yang suka berkata jorok atau mengeluarkan lawakan-lawakan cabul atau komentar porno.
Jika ia benar-benar memiliki rasa malu, maka ia akan membentak dan menegurnya sehingga laki-laki itu tidak akan macam-macam lagi mengulanginya.

   Penyakit sungkanlah dan bukan rasa malu, yang menjadikan perempuan sebagai bahan permainan dan bahan tertawaan kaum laki-laki. Mereka mempermainkan harga diri perempuan dan mengunyah nama baiknya di antara dua rahangnya kemudian meludahnya ke sisi tembok.

   Bunga Rampai Note ini, bahwa Malu adalah mahkota kewibawaan yang membuat orang-orang di sekeliling Anda menundukkan pandangan, menghormati Anda, menjaga omongannya di depan Anda, dengan penuh kesantunan dan kesopanan, serta memperbagus perilakunya didepan Anda dengan penuh hikmat dan penghormatan.

Kami(penulis) merumuskan aksi malu dalam 4 manifestasi sikap : Gerakan, Pandangan, Omongan, dan Pakaian.

dikutip dari buku "Manajemen Diri Muslimah " - Dr. Akram Ridha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar