Bismillahirrahmanirrahim. .
Sekilas bercermin pada diriku yang sekarang, dan seringkali jadi terlintas di dalam benakku tentang masa laluku. Teringat do'a sohib-sohibku di rohis kampus dulu : "Barakallah ya. . ." Bahkan sampai ada teman yang salah kirim sms ke nomorku "Ayo ucapkan barakallah ke Risma. . " Bagiku sangat dalam makna doa ini, 'Barakallah, Semoga Allah Memberkahi' dibandingkan dengan ucapan 'Selamat ya diterima beasiswa'
Aku menyadari kondisiku saat itu dan saat sebelum itu seperti apa. Aku begitu merindukan nikmat-nikmat berdzikir pada Allah, namun aku tak bisa merasakannya. Barangkali sudah terlalu banyak dosa-dosaku. Ya, sangat banyak. Hingga pada beberapa malam aku selalu berdoa agar nikmat-nikmat itu datang kembali, berharap perbaikan diri, aku ingin berhijrah! Ya Allah, izinkan aku berhijrah! Dan akhirnya Allah mengizinkanku untuk pindah kuliah di ITB.
Lingkungan begitu berpengaruh mendidik karakter seseorang. Aku bertemu dengan orang-orang yang begitu menjaga integritas disini, dan aku bertemu dengan sahabat-sahabat yang sejalan di jalur dakwah, sahabat-sahabat yang begitu gigihnya dalam berdakwah. Aku pun tersangkut dalam lingkaran mereka.
Berkah Allah seperti apa?
Banyak sekali perubahan dalam diriku sejak aku diterima di ITB. Melalui beberapa pergulatan pemikiran, dan meyakini mana yang benar dan mana yang tidak tepat untuk kujalani. Dulu aku begitu juteknya dalam hal ini, dalam hal pencarian jati diri.
Dimulai dari memajang foto di fb, dan akhirnya kuhapus foto-foto itu. Kemudian cara berpakaianku. Sebelumnya aku masih cuek saja memakai celana, namun sekarang sadar celana bukanlah fitrah perempuan muslim, celana masih membentuk tubuh bagian kaki. Dan bagaimana pergaulan dengan laki-laki. Sangat jauh berbeda antara aku yang dulu dan aku yang sekarang. Bahkan dulu mayoritas kawan-kawan dekatku adalah laki-laki, karena memang mayoritas jurusan IT digeluti oleh mereka, namun bukan berarti menjadikan mereka kawan dekat seharusnya- cukup kawan biasa saja, tak perlu ada canda tawa, obrolan yang tidak perlu, apalagi duduk bersebelahan. Dan kini, aku begitu berusaha menghindari ikhtilath(campur baur) itu.
Kemudian cara berjilbabku yang kini jauh lebih lebar dibanding yang aku pakai dulu. Sebetulnya memperbarui cara berpakaian memang memerlukan biaya. Namun disinilah letak keberkahan dari Allah, Allah begitu Memudahkan jalan itu bagiku. Allah telah membukakan jalan bagiku untuk hijrah, mempertemukan aku dengan sahabat-sahabat solehah, dan uang saku beasiswa ini sudah sangat cukup untuk bisa membeli buku-buku keislaman dan pakaian baru yang sesuai syari'at Islam, aku tak perlu lagi meminta uang pada orang tua.
Tak sampai disini, banyak sekali fasilitas-fasilitas pencarian ilmu disekitar sini. Dulu aku tak tahu dimana harus belajar bahasa Arab yang tak jauh dari tempat tinggal, kini bisa kudapatkan di masjid Salman ITB. Banyak hal baru yang bisa kudapatkan disini. Semua ini mengingatkanku akan doa teman-teman dulu. Barakallah Kharisma. :')
Adzan maghrib pun datang dan lamunanku beralih pada setiap kata yang terlantun dari muadzin masjid Salman ITB.. Air mata ini - air mata yang sempat kurindukan dulu :')
Sekilas bercermin pada diriku yang sekarang, dan seringkali jadi terlintas di dalam benakku tentang masa laluku. Teringat do'a sohib-sohibku di rohis kampus dulu : "Barakallah ya. . ." Bahkan sampai ada teman yang salah kirim sms ke nomorku "Ayo ucapkan barakallah ke Risma. . " Bagiku sangat dalam makna doa ini, 'Barakallah, Semoga Allah Memberkahi' dibandingkan dengan ucapan 'Selamat ya diterima beasiswa'
Aku menyadari kondisiku saat itu dan saat sebelum itu seperti apa. Aku begitu merindukan nikmat-nikmat berdzikir pada Allah, namun aku tak bisa merasakannya. Barangkali sudah terlalu banyak dosa-dosaku. Ya, sangat banyak. Hingga pada beberapa malam aku selalu berdoa agar nikmat-nikmat itu datang kembali, berharap perbaikan diri, aku ingin berhijrah! Ya Allah, izinkan aku berhijrah! Dan akhirnya Allah mengizinkanku untuk pindah kuliah di ITB.
Lingkungan begitu berpengaruh mendidik karakter seseorang. Aku bertemu dengan orang-orang yang begitu menjaga integritas disini, dan aku bertemu dengan sahabat-sahabat yang sejalan di jalur dakwah, sahabat-sahabat yang begitu gigihnya dalam berdakwah. Aku pun tersangkut dalam lingkaran mereka.
Berkah Allah seperti apa?
Banyak sekali perubahan dalam diriku sejak aku diterima di ITB. Melalui beberapa pergulatan pemikiran, dan meyakini mana yang benar dan mana yang tidak tepat untuk kujalani. Dulu aku begitu juteknya dalam hal ini, dalam hal pencarian jati diri.
Dimulai dari memajang foto di fb, dan akhirnya kuhapus foto-foto itu. Kemudian cara berpakaianku. Sebelumnya aku masih cuek saja memakai celana, namun sekarang sadar celana bukanlah fitrah perempuan muslim, celana masih membentuk tubuh bagian kaki. Dan bagaimana pergaulan dengan laki-laki. Sangat jauh berbeda antara aku yang dulu dan aku yang sekarang. Bahkan dulu mayoritas kawan-kawan dekatku adalah laki-laki, karena memang mayoritas jurusan IT digeluti oleh mereka, namun bukan berarti menjadikan mereka kawan dekat seharusnya- cukup kawan biasa saja, tak perlu ada canda tawa, obrolan yang tidak perlu, apalagi duduk bersebelahan. Dan kini, aku begitu berusaha menghindari ikhtilath(campur baur) itu.
Kemudian cara berjilbabku yang kini jauh lebih lebar dibanding yang aku pakai dulu. Sebetulnya memperbarui cara berpakaian memang memerlukan biaya. Namun disinilah letak keberkahan dari Allah, Allah begitu Memudahkan jalan itu bagiku. Allah telah membukakan jalan bagiku untuk hijrah, mempertemukan aku dengan sahabat-sahabat solehah, dan uang saku beasiswa ini sudah sangat cukup untuk bisa membeli buku-buku keislaman dan pakaian baru yang sesuai syari'at Islam, aku tak perlu lagi meminta uang pada orang tua.
Tak sampai disini, banyak sekali fasilitas-fasilitas pencarian ilmu disekitar sini. Dulu aku tak tahu dimana harus belajar bahasa Arab yang tak jauh dari tempat tinggal, kini bisa kudapatkan di masjid Salman ITB. Banyak hal baru yang bisa kudapatkan disini. Semua ini mengingatkanku akan doa teman-teman dulu. Barakallah Kharisma. :')
Adzan maghrib pun datang dan lamunanku beralih pada setiap kata yang terlantun dari muadzin masjid Salman ITB.. Air mata ini - air mata yang sempat kurindukan dulu :')


Tidak ada komentar:
Posting Komentar