Bismillahirrahmanirrahim..
Mungkin terasa aneh dengan judul di atas, beguru pada orang yang dianggap tak berilmu, apalagi seorang biduan seksi, yang pekerjaannya menyanyi, melenggak lenggokkan tubuh seksinya, memperlihatkan bagian tubuh yang tak sepantasnya diperlihatkan, apalagi dipertontonkan di depan umum.
Semenjak pagi tadi ada beberapa hal yang memberiku banyak pelajaran, bahkan sampai siang hari banyak hal yang aku alami yang bisa kupetik pelajarannya, tapi hanya satu pelajaran yang akan kusampaikan hari ini.
Kulanjutkan pagi hariku dengan bersepeda dari Kendal ke Pegandon, cukup jauh perjalanan hanya dengan sepeda ini, untuk menyusul keluargaku yang semalam menginap di kecamatan pegandon. Ramai kecamatan pagi ini, acara sepeda santai, doorprise, dan.. konser dangdut(acara yang paling aku benci).
Sudah terbiasa aku mengenal acara2 seperti ini, acara dangdut dengan biduan seksi yang tak layak tuk dipertontonkan, apalagi dihadapan penonton yang sebagian besar adalah siswa SD dan SMP peserta sepeda santai.
Dari ini semua ada banyak hal negatif yang kupikirkan tentang para biduan. Hingga aku berlirih, “BEGITU MENJIJIKKANNYA PAKAIAN DAN PENAMPILAN MEREKA.”
Dan seketika seseorang berkata terhadapku,
“Tak seharusnya kamu mencaci mereka!” akupun tersentak dengan suara ini. Dan suara itu masih saja belanjut, “Seharusnya kamu kasihan terhadap mereka, bukannya menghina.
Bersyukurlah karna kamu tak seperti mereka yang mengais sesuap nasi dengan pekerjaan seperti itu.
Siapalah yang ingin menjadi seperti mereka? Siapalah yang ingin bekerja seperti itu hanya untuk mendapatkan sesuap nasi? Inilah dunia adanya. dan jika kamu berfikir seperti itu tadi, sungguh… kamu telah tertipu oleh dunia!”
Hatiku sendiri beristighfar, dan berkata “Ya, benar. Tak seharusnya aku menganggap rendah mereka, bahkan mungkin aku sendiri lebih rendah dibanding mereka, dengan semua kehinaanku yang tersembunyi dalam jilbab yang kukenakan atau ilmu yang telah kuperoleh. Sungguh munafik, kenapa pikiranku begitu serendah dan sesempit itu melihat apa yang ada disekitarku. Astaghfirullah.”
Hari ini…(Minggu,13 desember 2009)
Aku berguru pada biduan yang membuatku lebih bersyukur tentang harta yang kumiliki dan pakaian yang kukenakan,
Aku berguru pada biduan yang membuatku jauh lebih tunduk merasa hina kepada Sang Khalik,
Aku berguru pada biduan yang mengajariku bagaimana sikap menghargai, dan
Aku berguru pada biduan yang membuatku tak dibodohkan lagi oleh kehinaan dunia.
Dari hal di atas, mungkin seseorang tak perlu berguru pada Kyai atau ustadz atau alim ulama… tapi,ia bisa berguru pada kehidupan yang ia jalani, bahkan ia bisa berguru pada segala isi kehinaan dunia karna disinilah tempat belajar yang sesungguhnya, mendapatkan segala hikmah lebih dari yang diperlukan.
rumah - Kendal, 13/12/09
Kharisma Nugrahandani Restuti
Kharisma Nugrahandani Restuti


Tidak ada komentar:
Posting Komentar