Bismillahirrahmanirrahim
Sesungguhnya mabuk cinta adalah jalan yang penuh bahaya,
dapat menggoyahkan pendirian dan ibarat lautan yang penuh gelombang. Dunia
mereka penuh dengan kesengsaraan dan angan-angan, dihantui rasa ketakutan dan
kekhawatiran. Siapa saja yang mengarungi samudera cinta pasti akan dipermainkan
oleh riak gelombang. Api asmara merusak perasaan, khayal dan pengetahuan, sebab
orang yang terkena api asmara akan selalu mengkhayalkan orang yang dicintainya.
Ibnu Taimiyah berkata : “Mabuk asmara dapat membuat penderitanya kurang
akal dan ilmu, rusak agama dan akhlaknya, lalai akan seluruh kebaikan agama dan
dunia. Dan akibat buruknya bisa menjadi berlipat ganda.”
Beliau juga berkata : “Mabuk cinta adalah cinta yang berlebihan hingga
melebihi batas yang dibolehkan. Jika seseorang terjerumus didalamnya dia akan
tercela dan binasa. Penyakit ini mampu merusak hati dan jasmani.”
Tidaklah terdapat penyakit mabuk cinta melainkan bahayanya lebih besar
dari manfaatnya.
Dalam syair disebutkan :
Mereka berkata : “Engkau
tergila-gila dengan orang yang kau cinta!”
Aku katakan : “Mabuk cinta
lebih gila daripada gilanya orang gila.”
Gila karena jatuh cinta tidak
akan sadar selamanya.
Adapun orang gila, akan kambuh
pada waktu tertentu saja.
Ibnu Abi Hushainah menerangkan dalam bait syairnya :
Mabuk cinta selalu menarik
jiwa kepada kehancurannya
Betapa cemburunya aku kepada
orang yang tak mengalaminya
Jika virus mabuk asmara ini telah melekat dalam hati, niscaya sulit
diselamatkan. Tidaklah bara cinta ini berkobar dalam hati kecuali sangat sulit
baginya menyelamatkan diri dari kobaran apinya.
Mabuk asmara ada yang mencapai tingkatan kufur, seperti orang yang
menjadikan tandingan-tandingan selain Allah yang mereka cintai sama kadarnya
seperti mencintai Allah. Namun jika cinta terhadap makhluk-Nya lebih besar
daripada cintanya kepada Allah, maka tidak akan diampuni oleh Allah. Allah
tidak akan mengampuni orang-orang yang menyekutukan diriNya.
Ibnu Qayyim menerangkan bahaya yang ditimbulkan dari penyakit mabuk cinta
: “Ada yang berkata : Berapa banyak bencana karena asmara telah menyungkurkan
wajah-wajah manusia ke dalam jurang neraka Jahannam, menggiring mereka kepada
pedihnya siksa, dan tertuang kepada gelas-gelas mereka air mendidih di neraka
yang menyala-nyala?
Berapa banyak mabuk cinta telah mengeluarkan orang-orang yang
dikehendaki Allah dari ilmu dan agama yang mereka miliki seperti keluarnya bulu
dari adonan tepung? Berapa banyak akibat penyakit ini kenikmatan berubah
menjadi bencana?
Berapa banyak penyakit ini telah menurunkan derajat orang-orang mulia
menjadi hina. Seseorang yang sebelumnya dikenal mulia dan berwibawa, akhirnya
menjadi orang yang paling rendah kedudukannya?
Berapa banyak akibat penyakit ini tersingkap ‘aib seseorang,
mendatangkan ketakutan, meninggalkan kepedihan, lalu berganti menjadi
penyesalan?
Berapa banyak akibat penyakit ini yang telah mengobarkan api
penyesalan, menghilangkan rasa hormat manusia kepada seseorang yang sebelumnya
memiliki kedudukan mulia di sisi Allah dan di hadapan manusia?
Berapa banyak akibat penyakit ini yang telah mendatangkan musibah,
bencana, takdir yang jelek dan membuat musuh bersuka cita?
Hati yang telah tercemar akan condong pada kekasih yang hina, yang
lebih banyak mendatangkan derita yang berlipat ganda kepadanya. Tanpa ia sadari
kekasih yang dicintainya sebentar lagi akan menjadi musuh besar. Jika ia
mendapatkan kesenangan dengannya di dunia ini,tak lama lagi dia pasti akan
merasakan siksaan yang menyakitkan. Terutama pada hari ketika para orang yang saling
mencintai saling bermusuhan di hari kiamat kecuali mereka yang bertakwa.
Alangkah meruginya seorang yang menjual dirinya kepada selain kekasih
yang pertama(Allah) dengan harga yang murah, hanya karena nafsu syahwat
sementara yang akan berakhir kenikmatannya dan akan terus membawa petaka.
Syahwatnya kepada orang yang dicintainya akan sirna, sementara bahaya
telah menantinya.
Keberuntungan akan segera pergi dan penyesalan berkepanjangan akan
menghampirinya.
Alangkah kasihan hati yang terkumpul di dalamnya dua penyesalan :
1.
Penyesalan
tidak berjumpa dengan kekasih tertinggi (Allah) dan surga penuh kenikmatan.
2.
Penyesalan
karena siksaan adzab yang berkepanjangan.
Dalam syair :
Jika engkau menyaksikan
keadaan orang-orang yang dimabuk cinta engkau akan berkata :
Tidak ada dimuka bumi yang
lebih celaka dari seorang yang dimabuk cinta
Meski hawa nafsu merasakan
manisnya cinta
Engkau melihatnya menangis
dari masa ke masa
Takut berpisah atau rindu
dengan kekasihnya
Dia menangis rindu jika
kekasihnya jauh darinya
Menangis ketika didekatnya,
lantaran takut berpisah dengannya
Ibnul Qayyim ketika membicarakan tentang dua perbuatan keji, zina dan
homoseks, mengatakan: “Tidak ada dosa yang lebih merusak daripada dua kekejian
ini. Keduanya punya peran yang sangat khusus dalam menjauhkan hati dari Allah.
Keduanya merupakan induk kekejian. Apabila hati telah ternodai dengan keduanya
maka akan jauh dari Dzat Yang Maha Baik. Sebab tidak akan naik kepada Allah
kecuali kebaikan, semakin keji hati tersebut akan semakin jauh dari Allah.”
Berbagai akibat dari kekejian ini telah kubaca, namun tidak aku
paparkan disini karena terlalu panjang, banyaknya kezhaliman yang telah tertuai
dari kekejian ini.
Ada sebuah syair memaknakan cinta dalam arti yang sempit :
Jika Anda tidak pernah jatuh
cinta dan tidak mengetahui arti cinta
Maka jadilah batu yang keras
tak memiliki rasa
Jelas bahwa orang yang tidak memiliki cinta adalah orang yang kasar
perangainya, hatiya kaku dan tidak sedikitpun memiliki kemuliaan. Tetapi
mempersempit makna cinta hanya pada jatuh cinta yang diharamkan adalah suatu
kejahilan dan penyimpangan, sebab makna cinta sangat luas dan umum.
Imam Syafi’i berkata menerangkan betapa besarnya cintanya pada ilmu dan
betapa bahagia dan gembira dirinya memperoleh ilmu :
Tidak tidur dalam menuntut
ilmu adalah hal yang paling aku suka
Daripada bersenang-senang
dengan wanita cantik yang datang memelukku
Goresan penaku di atas
kertas-kertas putih
Lebih manis dari nyanyian yang
dilantunkan pemabuk cinta
Lantunan suaraku yang merdu
dalam memcahkan suatu masalah
Dalam belajar, itu lebih aku
sukai dari para penuang minuman
Semalam suntuk aku berjaga
hingga pagi tiba
Sementara engkau enak-enakan
tidur dan berandai-andai dapat menyusulku
(Diwan As-Syafi’i, tahqiq
Dr.Muhammad Abdul Mun’im Khafa’ji)
Ibnul Qayyim berkata : “Mahabbah (cinta) yang bermanfaat itu terbagi
menjadi 3:
1.
Mahabbatullah(cinta
kepada Allah).
2.
Mahabbah
fillah(cinta karena Allah).
3.
Mahabbah(cinta)
kepada segala sesuatu yang dapat membantu seseorang semakin ta’at kepada Allah
dan menjauhi segala larangan-Nya.
Sedangkan cinta yang membahayakan terbagi menjadi 3 pula :
1.
Al-mahabbah
ma’ Allah(mencintai sesuatu disamping mencintai Allah).
2.
Mahabbah
terhadap perkara yang dibenci Allah.
3.
Mahabbahyang
dapat memangkas cinta seseorang kepada Allah SWT atau menguranginya. .
Cinta yang dimiliki
manusia tidak lepas dari keenam perkara di atas.
Mahabbatullah adalah
sumber segala cinta, merupakan dasar iman dan tauhid. Sementara dua mahabbah
lainnya adalah penyerta cinta ini.
Mahabbah mencintai sesuatu
disamping mencintai Allah adalah sumber kemusyrikan dan merupakan cinta yang
tercela. Sementara dua cinta lainnya adalah penyerta cinta ini.”
Ibnul Qayyim juga berkata
: “Al-‘Isyq jika bergantung dengan apa yang dicintai Allah dan Rasul-Nya maka
dianggap terpuji dan diberikan ganjaran pahala, dalam hal ini ada beberapa
jenis:
Pertama : Mencintai
Al-Qur’an, ia merasa cukupmendengar Al-Qur’an daripada mendengar yang lain.
Hatinya berusaha memahami maknanya dan maksud dari mutakallim (Allah) dari
untaian firman-Nya. Semakin besar cinta seseorang kepada Allah semakin besar
pula cintanya kepada kalam-Nya. Barangsiapa mencintai seorang kekasih pasti
akan mencintai perkataannya. ” (Raudlatul Muhibbin)
Demikian pula cinta untuk
berdzikir kepada-Nya, cinta kepada ilmu yang bermanfaat, mencintai sifat-sifat
kesempurnaan, seperti amal shalih, ‘iffah, berani, sabar, dan akhlak yang
mulia. Andai saja ilmu itu benda, niscaya ia akan lebih indah dari mentari dan
rembulan.
Jika Anda ingin mengetahui
dan menilai seorang insan dan martabatnya maka lihatlah siapa kekasih yang
dicintainya dan cita-citanya. Ketahuilah bahwa cinta yang terpuji tidak akan
terkena segala bentuk bahaya mabuk cinta.
(bersambung. . .)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar