Minggu, 03 Februari 2013

Bila Hati Dimabuk Cinta


Bismillahirrahmanirrahim

Sesungguhnya mabuk cinta adalah jalan yang penuh bahaya, dapat menggoyahkan pendirian dan ibarat lautan yang penuh gelombang. Dunia mereka penuh dengan kesengsaraan dan angan-angan, dihantui rasa ketakutan dan kekhawatiran. Siapa saja yang mengarungi samudera cinta pasti akan dipermainkan oleh riak gelombang. Api asmara merusak perasaan, khayal dan pengetahuan, sebab orang yang terkena api asmara akan selalu mengkhayalkan orang yang dicintainya.

Ibnu Taimiyah berkata : “Mabuk asmara dapat membuat penderitanya kurang akal dan ilmu, rusak agama dan akhlaknya, lalai akan seluruh kebaikan agama dan dunia. Dan akibat buruknya bisa menjadi berlipat ganda.”
Beliau juga berkata : “Mabuk cinta adalah cinta yang berlebihan hingga melebihi batas yang dibolehkan. Jika seseorang terjerumus didalamnya dia akan tercela dan binasa. Penyakit ini mampu merusak hati dan jasmani.”

Tidaklah terdapat penyakit mabuk cinta melainkan bahayanya lebih besar dari manfaatnya.

Dalam syair disebutkan :
Mereka berkata : “Engkau tergila-gila dengan orang yang kau cinta!”
Aku katakan : “Mabuk cinta lebih gila daripada gilanya orang gila.”
Gila karena jatuh cinta tidak akan sadar selamanya.
Adapun orang gila, akan kambuh pada waktu tertentu saja.

Ibnu Abi Hushainah menerangkan dalam bait syairnya :
Mabuk cinta selalu menarik jiwa kepada kehancurannya
Betapa cemburunya aku kepada orang yang tak mengalaminya

Jika virus mabuk asmara ini telah melekat dalam hati, niscaya sulit diselamatkan. Tidaklah bara cinta ini berkobar dalam hati kecuali sangat sulit baginya menyelamatkan diri dari kobaran apinya.
Mabuk asmara ada yang mencapai tingkatan kufur, seperti orang yang menjadikan tandingan-tandingan selain Allah yang mereka cintai sama kadarnya seperti mencintai Allah. Namun jika cinta terhadap makhluk-Nya lebih besar daripada cintanya kepada Allah, maka tidak akan diampuni oleh Allah. Allah tidak akan mengampuni orang-orang yang menyekutukan diriNya.

Ibnu Qayyim menerangkan bahaya yang ditimbulkan dari penyakit mabuk cinta : “Ada yang berkata : Berapa banyak bencana karena asmara telah menyungkurkan wajah-wajah manusia ke dalam jurang neraka Jahannam, menggiring mereka kepada pedihnya siksa, dan tertuang kepada gelas-gelas mereka air mendidih di neraka yang menyala-nyala?
Berapa banyak mabuk cinta telah mengeluarkan orang-orang yang dikehendaki Allah dari ilmu dan agama yang mereka miliki seperti keluarnya bulu dari adonan tepung? Berapa banyak akibat penyakit ini kenikmatan berubah menjadi bencana?
Berapa banyak penyakit ini telah menurunkan derajat orang-orang mulia menjadi hina. Seseorang yang sebelumnya dikenal mulia dan berwibawa, akhirnya menjadi orang yang paling rendah kedudukannya?
Berapa banyak akibat penyakit ini tersingkap ‘aib seseorang, mendatangkan ketakutan, meninggalkan kepedihan, lalu berganti menjadi penyesalan?
Berapa banyak akibat penyakit ini yang telah mengobarkan api penyesalan, menghilangkan rasa hormat manusia kepada seseorang yang sebelumnya memiliki kedudukan mulia di sisi Allah dan di hadapan manusia?
Berapa banyak akibat penyakit ini yang telah mendatangkan musibah, bencana, takdir yang jelek dan membuat musuh bersuka cita?

Hati yang telah tercemar akan condong pada kekasih yang hina, yang lebih banyak mendatangkan derita yang berlipat ganda kepadanya. Tanpa ia sadari kekasih yang dicintainya sebentar lagi akan menjadi musuh besar. Jika ia mendapatkan kesenangan dengannya di dunia ini,tak lama lagi dia pasti akan merasakan siksaan yang menyakitkan. Terutama pada hari ketika para orang yang saling mencintai saling bermusuhan di hari kiamat kecuali mereka yang bertakwa.

Alangkah meruginya seorang yang menjual dirinya kepada selain kekasih yang pertama(Allah) dengan harga yang murah, hanya karena nafsu syahwat sementara yang akan berakhir kenikmatannya dan akan terus membawa petaka.
Syahwatnya kepada orang yang dicintainya akan sirna, sementara bahaya telah menantinya.

Keberuntungan akan segera pergi dan penyesalan berkepanjangan akan menghampirinya.
Alangkah kasihan hati yang terkumpul di dalamnya dua penyesalan :
1.       Penyesalan tidak berjumpa dengan kekasih tertinggi (Allah) dan surga penuh kenikmatan.
2.       Penyesalan karena siksaan adzab yang berkepanjangan.

Dalam syair :
Jika engkau menyaksikan keadaan orang-orang yang dimabuk cinta engkau akan berkata :
Tidak ada dimuka bumi yang lebih celaka dari seorang yang dimabuk cinta
Meski hawa nafsu merasakan manisnya cinta
Engkau melihatnya menangis dari masa ke masa
Takut berpisah atau rindu dengan kekasihnya
Dia menangis rindu jika kekasihnya jauh darinya
Menangis ketika didekatnya, lantaran takut berpisah dengannya

Ibnul Qayyim ketika membicarakan tentang dua perbuatan keji, zina dan homoseks, mengatakan: “Tidak ada dosa yang lebih merusak daripada dua kekejian ini. Keduanya punya peran yang sangat khusus dalam menjauhkan hati dari Allah. Keduanya merupakan induk kekejian. Apabila hati telah ternodai dengan keduanya maka akan jauh dari Dzat Yang Maha Baik. Sebab tidak akan naik kepada Allah kecuali kebaikan, semakin keji hati tersebut akan semakin jauh dari Allah.”

Berbagai akibat dari kekejian ini telah kubaca, namun tidak aku paparkan disini karena terlalu panjang, banyaknya kezhaliman yang telah tertuai dari kekejian ini.

Ada sebuah syair memaknakan cinta dalam arti yang sempit :
Jika Anda tidak pernah jatuh cinta dan tidak mengetahui arti cinta
Maka jadilah batu yang keras tak memiliki rasa

Jelas bahwa orang yang tidak memiliki cinta adalah orang yang kasar perangainya, hatiya kaku dan tidak sedikitpun memiliki kemuliaan. Tetapi mempersempit makna cinta hanya pada jatuh cinta yang diharamkan adalah suatu kejahilan dan penyimpangan, sebab makna cinta sangat luas dan umum.

Imam Syafi’i berkata menerangkan betapa besarnya cintanya pada ilmu dan betapa bahagia dan gembira dirinya memperoleh ilmu :
Tidak tidur dalam menuntut ilmu adalah hal yang paling aku suka
Daripada bersenang-senang dengan wanita cantik yang datang memelukku
Goresan penaku di atas kertas-kertas putih
Lebih manis dari nyanyian yang dilantunkan pemabuk cinta
Lantunan suaraku yang merdu dalam memcahkan suatu masalah
Dalam belajar, itu lebih aku sukai dari para penuang minuman
Semalam suntuk aku berjaga hingga pagi tiba
Sementara engkau enak-enakan tidur dan berandai-andai dapat menyusulku
(Diwan As-Syafi’i, tahqiq Dr.Muhammad Abdul Mun’im Khafa’ji)

Ibnul Qayyim berkata : “Mahabbah (cinta) yang bermanfaat itu terbagi menjadi 3:
1.       Mahabbatullah(cinta kepada Allah).
2.       Mahabbah fillah(cinta karena Allah).
3.       Mahabbah(cinta) kepada segala sesuatu yang dapat membantu seseorang semakin ta’at kepada Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Sedangkan cinta yang membahayakan terbagi menjadi 3 pula :
1.       Al-mahabbah ma’ Allah(mencintai sesuatu disamping mencintai Allah).
2.       Mahabbah terhadap perkara yang dibenci Allah.
3.       Mahabbahyang dapat memangkas cinta seseorang kepada Allah SWT atau menguranginya. .

Cinta yang dimiliki manusia tidak lepas dari keenam perkara di atas.
Mahabbatullah adalah sumber segala cinta, merupakan dasar iman dan tauhid. Sementara dua mahabbah lainnya adalah penyerta cinta ini.
Mahabbah mencintai sesuatu disamping mencintai Allah adalah sumber kemusyrikan dan merupakan cinta yang tercela. Sementara dua cinta lainnya adalah penyerta cinta ini.”


Ibnul Qayyim juga berkata : “Al-‘Isyq jika bergantung dengan apa yang dicintai Allah dan Rasul-Nya maka dianggap terpuji dan diberikan ganjaran pahala, dalam hal ini ada beberapa jenis:
Pertama : Mencintai Al-Qur’an, ia merasa cukupmendengar Al-Qur’an daripada mendengar yang lain. Hatinya berusaha memahami maknanya dan maksud dari mutakallim (Allah) dari untaian firman-Nya. Semakin besar cinta seseorang kepada Allah semakin besar pula cintanya kepada kalam-Nya. Barangsiapa mencintai seorang kekasih pasti akan mencintai perkataannya. ” (Raudlatul Muhibbin)

Demikian pula cinta untuk berdzikir kepada-Nya, cinta kepada ilmu yang bermanfaat, mencintai sifat-sifat kesempurnaan, seperti amal shalih, ‘iffah, berani, sabar, dan akhlak yang mulia. Andai saja ilmu itu benda, niscaya ia akan lebih indah dari mentari dan rembulan.
Jika Anda ingin mengetahui dan menilai seorang insan dan martabatnya maka lihatlah siapa kekasih yang dicintainya dan cita-citanya. Ketahuilah bahwa cinta yang terpuji tidak akan terkena segala bentuk bahaya mabuk cinta.
  (bersambung. . .)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar