Sabtu, 13 April 2013

DIRI WANITA


Bismillahirrahmanirrahim. .

Kaum feminis bilang susah jadi wanita, lihat saja peraturan dibawah ini :

1. Wanita auratnya lebih susah dijaga (lebih banyak) dibanding lelaki.

2. Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.

3. Wanita saksinya (apabila menjadi saksi) kurang berbanding lelaki.

4. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki.

5. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.

6. Wanita wajib taat kepada suaminya, sementara suami tak perlu taat pada isterinya.

7. Talak terletak di tangan suami dan bukan isteri.

8. Wanita kurang dalam beribadat karena adanya masalah haid dan nifas yang tak ada pada lelaki.


Quote:

Itu sebabnya mereka tidak henti-hentinya berpromosi untuk "MEMERDEKAKAN WANITA". Pernahkah kita lihat sebaliknya (kenyataannya) ? 

1. Benda yang mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan ditempat yang teraman dan terbaik. Sudah pasti intan permata tidak akan dibiar terserak bukan? Itulah bandingannya dengan seorang wanita.

2. Wanita perlu taat kepada suami, tetapi tahukah lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada bapaknya?
  
3. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki, tetapi tahukah harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya, sementara apabila lelaki menerima warisan, ia perlu/wajib juga menggunakan hartanya untuk isteri dan anak-anak.

4. Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, tetapi tahukah bahwa setiap saat dia didoakan oleh segala makhluk, malaikat dan seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini, dan tahukah jika ia mati karena melahirkan adalah syahid dan surga menantinya.
  
5. Di akhirat kelak, seorang lelaki akan dipertanggungjawabkan terhadap 4 wanita, yaitu : Isterinya, ibunya, anak perempuannya dan saudara perempuannya. Artinya, bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki, yaitu : suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara lelakinya.

6. Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu surga yang mana saja yang disukainya, cukup dengan 4 syarat saja, yaitu : salat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat kepada suaminya dan menjaga kehormatannya.


7. Seorang lelaki wajib berjihad fisabilillah, sementara bagi wanita jika taat akan suaminya, serta menunaikan tanggungjawabnya kepada ALLAH, maka ia akan turut menerima pahala setara seperti pahala orang pergi berjihad fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.

Quote:

Masya ALLAH ! Demikian sayangnya ALLAH pada wanita... kan

Ingat firman Nya, bahwa mereka tidak akan berhenti melakukan segala upaya, sampai kita ikut tunduk kepada cara-cara peraturan buatan mereka. (emansipasi ala western) Yakinlah, bahwa sebagai dzat yang Maha Pencipta, yang menciptakan kita, maka sudah pasti Ia yang Maha Tahu akan manusia, sehingga segala hukumnya peraturannya, adalah YANG TERBAIK bagi manusia dibandingkan dengan segala peraturan hukum buatan manusia. Jagalah isterimu karena dia perhiasan, pakaian dan ladangmu, sebagaimana Rasulullah pernah mengajarkan agar kita (kaum lelaki) berbuat baik selalu (gently) terhadap isterimu.

Adalah sabda Rasulullah bahwa ketika kita memiliki dua atau lebih anak perempuan, mampu menjaga dan mengantarkannya menjadi muslimah yang baik, maka surga adalah jaminannya. (untuk anak laki2 berlaku kaidah yang berbeda).

Berbahagialah wahai para muslimah. Jangan risau hanya untuk apresiasi absurd dan semu di dunia ini. Tunaikan dan tegakkan kewajiban agamamu, niscaya surga menantimu.

Ayah

Bismillahirrahmanirrahim

"Anakku, waktu kadang terasa lambat bagi mereka yg menunggu, tp terlalu cepat bagi yg terburu buru. waktu terlalu panjang bagi mereka yg gundah, tp terlalu pendek bagi yg bahagia. Namun waktu adalah anugrah bagi mereka yg selalu bersyukur, dengan bersyukur, Allah akan membalas dengan rahman dan rahimNya. 
Syukur akan membukakan pintu cakrawala hidup. bersyukur membuat apa yang kita miliki menjadi cukup, bahkan lebih. anakku.. Jangan lupa utk menjaga tahajudmu, mg kita semua senantiasa diberkahi kesehatan dan keselamatan..... salam sayang selalu ", Pesan bapak saat aku tinggal beberapa bulan di melaka malaysia 2011 lalu. 

Seseorang yang selalu ku panggil pah atau bapak. Beliau adalah pemimpinku, beliau juga pemimpin masyarakat, nasihat-nasihat beliau selalu aku rindukan, saat dulu sering duduk berdua di meja makan atau di meja kerja atau saat beliau menceritakan berbagai kisah menjelang tidur siang. 

Terdiam aku menangis saat beliau berucap المرأةالصالحة ketika kukecup tangan beliau seminggu lalu setelah acara sumpah profesi kakak, aku hanya mengamini karena aku sangat sadar bahwa aku belum pantas disebut demikian. Tentu ada keinginan mutlak bahwa المرأةالصالحة itu harus ada pada diri, seiring itu harus ada usaha, tekat, ilmu, pengamalan istiqomah, yang demikian bisa lebih terbukti ketika menjalani bahtera rumah tangga apakah si fulanah betul-betul seorang المرأةالصالحة.

Sejak aku kecil, bapak ingin sekali aku sekolah di pesantren. Namun beliau tidak kuasa memaksaku jika aku tidak mau. Pernah suatu ketika aku berkeinginan untuk tinggal di pesantren untuk mengisi liburan, beliau mengajak pak dhe untuk memilihkan pesantren untukku. Saat aku tidak betah, dan meng-sms beliau dengan meminjam HP seorang pengurus pondok, beliau langsung datang menjengukku. Saat aku benar-benar ingin pulang karena ketidakcocokanku berada di tempat tersebut, beliau langsung menjemputku. Bapak tidak pernah memaksakan keinginan anak-anaknya. Ada saatnya beliau begitu memanjakan anak-anaknya, dan ada saatnya beliau membiarkan anak-anaknya menjalani pilihannya asalkan positif. Dari beliau aku belajar mandiri dimanapun aku berada hingga detik ini. Saat aku mendaftar SMP, SMA, Perguruan Tinggi hingga bapak dan ibu heran bagaimana aku mendapatkan kesempatan pertukaran pelajar dan bagaimana aku mendapatkan kesempatan belajar gratis dan bahkan ditanggung biaya hidupnya di salah satu perguruan tinggi ternama di Indonesia. Aku bukan siapa-siapa, aku bukan anak yang pintar maupun cerdas, itu berkat doa dan dorongan bapak dan ibu. Allah menunjukkan jalan ini.

Betapa aku tidak ingin mengecewakan kedua orang tuaku, betapa aku ingin membahagiakan mereka, dan betapa aku bercita-cita untuk mengejutkan mereka berdua kelak di surga dengan hadirnya hadiah mahkota kemuliaan yang terbuat dari cahaya. Kan kugapai itu sebelum ku meninggal nanti insyaa Allah. aamiin. 

Pah,bu, maafkan anakmu, jika sering kali menyusahkan bapak dan ibu, atau seringkali menyakiti bapak dan ibu, atau sering kali membuat bapak dan ibu bingung dengan kelakuan Riris. Riris cinta bapak dan ibu, karena Allah.


Kharisma Nugrahandani Restuti binti Shobirin
Kamar kos Tuisda 1.42, Dago, Bandung


Rabu, 03 April 2013

Pola Hidup Para Kekasih Allah


Bismillahirrahmanirrahim

Wali Allah ialah orang-orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah. Aulia Allah tidak memiliki rasa takut dan rasa duka (sebagaimana rasa takut dan dukanya orang-orang yang tidak bertaqwa), karena ketinggian ketaqwaannya kepada Allah sehingga melahirkan tawakal kepada-Nya secara sepenuhnya bahwa itu terjadi karena qudrah dan iradah-Nya.
FirmanAllah :

Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula), mereka bersedih hati, yaitu orang-orang beriman dan mereka selalu bertaqwa” (QS.Yunus (10): 62-63)

Karena itu hidup mereka selalu bergembira dalam keadaan yang bagaimanapun juga, mereka memang mendapatkan kesenangan dan kebahagiaan hidup yang hakiki. “
Adapun di antara pola hidup mereka adalah
1.     Hidup sederhana dan tidak memaksakan diri, mereka menghadapi permasalahan kehidupan dengan seadanya. Kesederhanaan dalam hidup adalah hal yang terbaik, tidak memiliki kekayaan yang membuatnya kelewat batas dan tidak pula fakir yang membuatnya lupa akan Allah. Tapi cukuplah yang bisa memenuhi kebutuhan, memenuhi tuntutan kesehatan, dan memenuhi tujuan hidup. Standar kecukupan disini adalah punya rumah untuk tempat tinggal, seorang istri yang bisa memberikan keteduhan, kendaraan yang baik, dan harta yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

2.     Ilmu mereka luas, penuh berkah, dan praktis. Ilmu mereka tidak retoris dan berbelit-belit.

3.     Bagi mereka amalan hati lebih berarti dari pada amalan fisik. Di hati mereka ada kesabaran, keikhlasan, dan   kepasrahan. Di hati mereka ada kecintaan kepada Allah, ada keinginan dekat dengan Allah yang memuncak, ada rasa khawatir amal-amal yang dia lakukan tidak berkenan di sisi Allah, ada perasaan takut tidak mendapatkan ridho Allah, dan lain sebagainya.

4.     Mereka sengaja mengurangi kenikmatan dunia, menjaga jarak dengannya, menjauhkan diri dari godaan dan kemewahannya. Semua ini membuat mereka berada dalam ketenangan, tuma’ninah dan sakinah.
Allah berfirman :

Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha kearah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.” (QS. Al Israa’(17) : 19)

wallahu a'lam bishawab


Jejak yang Tertinggal di Negeri Singa (Bagian 1)

Sepulang kerja terasa begitu melelahkan bagi Azmi, ia langsung meletakkan tas kerjanya di samping tempat tidur dan segera mengorek isi tasnya dalam keadaan lelah, ada sms dari salah seorang mutarabi-nya bahwa ia  sudah mengirim tugas yang Azmi berikan minggu lalu. Sudah seminggu lebih Azmi tak membuka e-mailnya yang satu ini. Ada beberapa inbox masuk yang belum ia baca, dari beberapa mutarabinya dan dari teman Azmi, Sadam. Inbox dari Sadam ini begitu mengejutkan. Sadam, seorang teman lama dari Yaman yang ia temui di Singapura dua tahun lalu. Azmi sempat menimba ilmu di Singapura sekitar 2 tahun lamanya, dan ia bertemu dengan beberapa teman dari berbagai negara disana. 

Azmi kembali teriang pada saat-saat ia belajar di sana, Azmi memang sangat akrab dengan teman-teman dari lainnya terutama dari Indonesia. Saat itu sedang ada perkumpulan mahasiswa Indonesia yang ingin membahas tentang acara International Culture di kampus Azmi, dan saat itu Azmi bertemu dengan Sadam dan beberapa mahasiswa international lainnya. Sejak saat itu Azmi mulai berkomunikasi dengan mereka melalui jejaring sosial.

Azmi membaca dengan seksama inbox dari Sadam.

Assalamu'alaikum Azmi. How are you? How is your life? Azmi, I want to tell you that three months ago I returned to Yemen and asked to my parents for permission to work in Singapore. I have been accepted to work in a company here. My parents let me. Now I've had in Singapore. If you and your family do not mind, I'd like to meet you in Indonesia. Do you have free time for me?

Pesan ini, ah..Bagaimana bisa seorang ikhwan yang tak terlalu Azmi kenal ini menjadi seolah-olah begini akrabnya. Azmi hanya mengenal Sadam dari beberapa teman Indonesia yang satu flat dengan Sadam. Mengapa harus bilang ke Azmi kalau Sadam ingin berkunjung ke negara ini? Ada apa tiba-tiba Sadam ingin ke Indonesia? Dan bukankah masih banyak teman laki-laki dari Indonesia yang bisa ia hubungi, Mengapa menghubungi Azmi yang seorang perempuan? Pantaskah? Berbagai pertanyaan bergelayut di benak Azmi, ia bingung harus menjawab apa.


Wa'alaikumsalam warahmatullah. Alhamdulillah, I'm fine. How are you and how's your family? 
I'm glad to hear about you. I was surprised to read your email that you want to visit Indonesia. Have you inform Ardhi, Yahya and other friends that you want to come here?

Dua puluh menit kemudian Sadam telah membalas email Azmi. Betapa mengejutkannya bagi Azmi, bahwa Sadam ingin menemui Azmi dan keluarga Azmi saja. Sadam benar-benar berharap Azmi mau menerimanya. Dan akhirnya Azmi mengiyakan dan segera memutuskan jadwal pertemuannya dengan Sadam.

***

Tanggal pertemuan itu akan tiba esok. Azmi tentu sudah memberi tahu keluarganya tentang Sadam, dan telah mempersiapkan semuanya, bagaimana penjemputan dari bandara dan bagaimana penginapan Sadam. Orang tua Azmi sangat terbuka dalam menerima tamu dan sangat senang menyambut tamu yang tak biasa ini.

Ayah Azmi dan Azmi menjemput Sadam di bandara, Ayah Azmi berbicara dengan bahasa Arab pada Sadam. Azmi tak begitu mengerti perbincangan sang Ayah dengan Sadam. Sadam dan Ayah Azmi tetap saja melanjutnya perbincangannya sesampainya di rumah. 

"Sadamnya disuruh istirahat dulu aja bi." Kata Azmi yang menengok sang Ayah yang tengah asik ngobrol dengan Sadam di ruang tamu.
Saat sang Ayah mempersilahkan Sadam beristirahat, Sadam menolak. Ia ingin segera menuju ke topik utama pembicaraan. Ia ingin berkenalan lebih dalam lagi dengan Azmi, hanya itu yang Sadam sampaikan pada orang tua Azmi saat itu. Ah, sudah bisa Azmi tebak, hanya saja dulu-dulu ia tak mau terlalu percaya diri untuk mengira hal ini akan terjadi. Dan sekarang, Azmi bingung harus menjawab apa saat sang Ayah membicarakan hal ini padanya setelah Sadam diantar ke hotel terdekat dengan rumah.

Bercampur aduk perasaan menyelimuti Azmi malam itu. Ia memang tidak terlalu mengenal Sadam. Namun, bagaimana bisa Sadam memilih dirinya. Ini kan baru mau ta'aruf, pikir Azmi, Ia bisa saja menolak Sadam, tapi mungkin akan menjalani proses ini terlebih dahulu, jika Allah menghendaki Sadam adalah jodohnya. Malam ini Azmi terus terngiang akan apa yang sedang menimpa dirinya, Sadam laki-laki berdarah arab ini bagaimana bisa memilih Azmi, bukankah di luar sana masih banyak muslimah-muslimah yang jauh lebih baik dari Azmi. Apa yang Sadam lebihkan dari Azmi. Azmi hanya segera beristikharah, berharap segera menemukan petunjuk dari Allah.

Sadam seorang diri datang ke Indonesia, jadi proses ta'aruf hanya ia lakukan saat Ayah Azmi sedang di rumah. Azmi baru tahu bahwa Sadam adalah seorang hafidz sejak ia masih duduk di bangku sekolah dasar di Yaman. Selama ini Azmi hanya tau bahwa suara Sadam sangat indah ketika membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an saat Sadam menjadi imam di masjid kompleksnya dulu di Singapura. Tak sedikitpun Azmi memperhatikan Sadam saat itu. Banyak yang Sadam ceritakan tentang pengalaman hidupnya, tentang keluarganya, dan tentang bagaimana ia sampai bersekolah di Singapura. Dan mengapa ia memilih Azmi untuk menjadi calon pendamping hidupnya. 

Saat pertama kali melihat Azmi di perkumpulan mahasiswa international dulu, Sadam memerhatikan Azmi, ia yakin bahwa Azmi adalah perempuan baik-baik, tidak seperti teman-teman perempuan yang ia temui di Singapura. Sadam segera menghapus perasaan yang muncul saat itu, karena ia sangat sadar bahwa sikapnya tidak mencerminkan akhlak yang baik seperti teladan Rasulullah. Setelah kelulusan dari studi master yang ia jalani, ia berencana untuk menikah dengan muslimah dari negaranya di Yaman, namun saat berkumpul dengan teman dari Indonesia yang mengabarkan hendak menikah juga, ia jadi teringat akan  seorang muslimah dari Indonesia, Azmi.  Entahlah, mungkin Allah yang menunjukkan jalan ini. Sadam sudah lama berdoa agar diberi petunjuk akan jodoh pedamping hidupnya, dan sampailah ia di tempat sekarang ini, di rumah Azmi. 

Setelah Sadam kembali ke hotel, Azmi kembali memikirkan perihal ta'aruf ini. Memang sudah waktunya ia menyempurnakan separuh diennya, namun haruskah dengan laki-laki yang cukup berbeda ini? Sedari dulu ia membayangkan menjalani kehidupan dengan suami yang sama-sama dari Indonesia, mungkin sama-sama bersuku jawa, dan tak pernah sedikitpun ia membayangkan ada seorang laki-laki arab dari negeri yang jauh disana hendak menikahinya. Tentu masih banyak yang ingin Azmi pastikan tentang kehidupannya kelak jika bersama Sadam, dimana ia akan tinggal jika menikah dengan Sadam, apa visi dan misi lelaki Yaman ini dalam menjalani kehidupan dan dalam beragama . . .

 Bersambung...

Selasa, 02 April 2013

Inspirasi Sebuah Film


Bismillahirrahmanirrahim..  
Terinspirasi dari sebuah film ‘Emak Ingin Naik Haji’, mungkin bagi yang sudah menyaksikannya sudah tau bagaimana jalan cerita film tersebut, akan saya ulas secara singkat, dan bagaimana film tersebut begitu memberi hikmah bagi saya. Seorang emak dengan seorang anak dalam kehidupannya yang sangat sederhana, begitu besar harapan sang emak untuk berkunjung ke tanah kelahiran Rasulullah SAW, tanah kelahiran Islam.  Hanya saja di usianya yang sudah lanjut dan biaya yang belum mencukupi, beliau belum bisa memenuhi cita-citanya untuk menunaikan rukun Islam yang kelima tersebut. Untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sudah sangat bersyukur kepada Allah. :)
Disisi lain, beliau memiliki seorang tetangga yang sangat kaya dengan rumah gedong nan megah di tengah-tengah perkampungan kecil, dan dengan mudahnya sang tetangga ini dapat menunaikan ibadah haji, bahkan umrah berkali-kali.
Tak pernah menyurutkan semangat emak dalam berikhtiar dan berdoa untuk memenuhi kerinduannya untuk dapat menunaikan ibadah haji, emak tetap senantiasa menolong orang lain. Meski jumlah tabungan emak untuk berangkat haji tidak banyak, saat ada saudara yang membutuhkan pertolongan, emak langsung memberikan seluruh uang tabungannya, dan saat tetangga emak sakit dan kekurangan makanan, emak langsung membantunya, memberikan uang untuk berobat dan makan, dengan sisa-sisa uang yang ada yang bertahun-tahun telah emak tabung.
       Sikap emak ini mengingatkanku pada sebuah tulisan Yusuf Qaradhawi dalam Fiqh Prioritas, bahwa kewajiban menolong sesama muslim lebih utama daripada kewajiban berhaji. Kewajiban menolong sesama muslim ini tidak bisa ditangguhkan karena berkaitan dengan nyawa manusia, sedangkan kewajiban berhaji masih bisa ditangguhkan, insya Allah.
Ada kutipan dari Emak yang begitu menggugah hati saya, dan meleleh air mata mendengar ungkapan dari beliau yang begitu tulus hatinya :
“Kalaupun Allah keburu memanggil emak sebelum emak sempat naik haji, emak ikhlas. Raga emak mungkin belum mampu untuk menyeberangi samudera yang sangat luas ini untuk pergi ke tanah suci, tapi emak yakin Allah pasti tau hati emak sudah lama berada di sana.”
Hal ini mengingatkanku akan entah berapa banyak uang yang dikeluarkan untuk bersenang-senang, berjalan-jalan, makan makanan mahal, dsb. Namun disekitar saya masih begitu banyak orang-orang yang mau makan saja masih sangat susah, padahal merupakan kewajiban untuk membantu sesama umat Islam.
Hal itu juga yang mengurungkan niat saya untuk travelling ataupun membeli kamera dan tetap berhemat dan menunaikan kewajiban membantu orang-orang disekitar. Barangkali disekitar kita ada saudara-saudara dekat kita yang sedang dililit hutang, atau yang sedang menahan lapar karena belum bisa berbelanja makanan karena tak ada uang. Dan saat kutemui beberapa orang disekitar saya, kenyataan tersebut memang benar adanya. Ya Allah banyak sekali yang sebetulnya masih membutuhkan pertolongan kita.
Ya Allah jika hamba lalai, ingatkanlah hamba. Jika hamba dalam kemaksiatan, segera keluarkanlah hamba darinya. Jangan biarkan hamba berlarut-larut dalam kelalaian dan kemaksiatan itu.

Senin, 01 April 2013

JANJI BERTEMU DI SURGA


Bismillahirrahmanirrahim

Al-Mubarrid menyebutkan dari Abu Kamil dari Ishaq bin Ibrahim dari Raja' bin Amr An-Nakha'i, ia berkata: "Adalah di Kufah, terdapat pemuda tampan, dia kuat beribadah dan sangat rajin. Suatu saat dia mampir berkunjung ke kampung dari Bani An-Nakha'.
            Dia melihat seorang wanita cantik dari mereka sehingga dia jatuh cinta dan kasmaran. Dan ternyata, si wanita cantik ini pun begitu juga padanya. Karena sudah jatuh cinta, akhirnya pemuda itu mengutus seseorang melamarnya dari ayahnya. 
         Tetapi si ayah mengabarkan bahwa putrinya telah dijodohkan dengan sepupunya. Walau demikian, cinta keduanya tak bisa padam bahkan semakin berkobar. Si wanita akhirnya mengirim pesan lewat seseorang untuk si pemuda, bunyinya, 'Aku telah tahu betapa besar cintamu kepadaku, dan betapa besar pula aku diuji dengan kamu. Bila kamu setuju, aku akan mengunjungimu atau aku akan mempermudah jalan bagimu untuk datang menemuiku di rumahku'. Dijawab oleh pemuda tadi melalui orang suruhannya, 'Aku tidak setuju dengan dua alternatif itu:

''Sesungguhnya aku merasa takut bila aku berbuat maksiat pada Rabbku akan adzab yang akan menimpaku pada hari yang besar. (Yunus: 15).

Aku takut pada api yang tidak pernah mengecil nyalanya dan tidak pernah padam kobarannya.'

Ketika disampaikan pesan tadi kepada si wanita, dia berkata: "Walau demikian, rupanya dia masih takut kepada Allah? Demi Allah, tak ada seseorang yang lebih berhak untuk bertakwa kepada Allah dari orang lain. Semua hamba sama-sama berhak untuk itu." Kemudian dia meninggalkan urusan dunia dan menyingkirkan perbuatan-perbuatan buruknya serta mulai beribadah mendekatkan diri kepada Allah. Akan tetapi, dia masih menyimpan perasaan cinta dan rindu pada sang pemuda. 


Tubuhnya mulai kurus dan kurus menahan perasaan rindunya, sampai akhirnya dia meninggal dunia karenanya. Dan si pemuda itu seringkali berziarah ke kuburannya, dia menangis dan mendo'akannya. Suatu waktu dia tertidur di atas kuburannya. Dia bermimpi berjumpa dengan kekasihnya dengan penampilan yang sangat baik. Dalam mimpi dia sempat bertanya: "Bagaimana keadaanmu? Dan apa yang kau dapatkan setelah meninggal?"

Dia menjawab: "Sebaik-baik cinta wahai orang yang bertanya adalah cintamu. Sebuah cinta yang dapat menggiring menuju kebaikan".

Pemuda itu bertanya: "Jika demikian, kemanakah kau menuju?"

Dia jawab: "Aku sekarang menuju pada kenikmatan dan kehidupan yang tak berakhir. Di Surga kekekalan yang dapat kumiliki dan tidak akan pernah rusak."

Pemuda itu berkata: "Aku harap kau selalu ingat padaku di sana, sebab aku di sini juga tidak melupakanmu." Dia jawab: "Demi Allah, aku juga tidak melupakanmu. Dan aku meminta kepada Tuhanku dan Tuhanmu (Allah Subha-nahu wa Ta'ala) agar kita nanti bisa dikumpulkan. Maka, bantulah aku dalam hal ini dengan kesungguhanmu dalam ibadah."

Si Pemuda bertanya: "Kapan aku bisa melihatmu?" Jawab si wanita: "Tak lama lagi kau akan datang melihat kami." Tujuh hari setelah mimpi itu berlalu, si pemuda dipanggil oleh Allah menuju kehadiratNya, meninggal dunia.

Umar bin Abdul Aziz Pemimpin yang Amanah


Bismillahirrahmanirrahim..


Khalifah Umar bin Abdul Aziz, adalah seorang Khalifah Bani Umaiyah. Pada suatu malam tatkala baginda sedang tekun bekerja di suatu ruang di istananya, tiba-tiba seorang putranya masuk untuk membincangkan sesuatu hal yang berhubung dengan urusan keluarga.

 Tiba-tiba baginda memadamkan lampu yang terletak di mejanya yang digunakan untuk menerangi ruang kerjanya itu. Putranya merasa heran melihat sikap ayahnya itu seraya bertanya: "Kenapa ayah padamkan lampu itu?" Maka jawab ayahnya: "Benar wahai anakku, tetapi kau harus ingat lampu yang sedang ayah gunakan untuk bekerja ini kepunyaan kerajaan. Minyak yang digunakan itu dibeli dengan menggunakan uang kerajaan, sedang perkara yang hendak anakkanda perbincangkan dengan ayahanda adalah perkara keluarga."

Lantas baginda meminta pembantunya membawa lampu dari ruang dalam. Kemudian baginda pun berkata kepada putranya: "Sekarang lampu yang baru kita nyalakan ini adalah kepunyaan keluarga kita, minyak pun kita beli dengan uang kita sendiri. Silakan kemukakan apa masalah yang anakanda perbincangkan dengan ayahanda." 


Demikianlah besarnya sifat amanah dari seorang pemimpin berkalibar selaku seorang raja yang berjiwa besar.

7 LANGKAH DAKWAH FARDIAH


Oleh : Kharisma Nugrahandani Restuti (Kharisma Arby)
resume buku "Dakwah Fardiah" - Mustafa Masyhur

Menyeru manusia kepada Allah adalah kewajiban setiap muslim dan muslimat dan membuahkan ganjaran yang besar sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w.:
“Jika Allah s.w.t memberi hidayah kepada seorang lelaki lantaran anda, itu lebih baik bagimu daripada setiap apa yang disinari matahari.” (Riwayat at-Tabrani)
Menyeru manusia kepada Allah merupakan amalan islami yang penting, disana terdapat dakwah ‘Ammah (dakwah umum) seperti majlis ilmu, buku, dsb. dan dakwah Fardiyah (dakwah individu). Pembahasan kali ini mengenai dakwah Fardiyah.

USLUB DAN MARHALAH
Kita hendaklah memahami realita muslimin yang menjadi medan dakwah kita karena tuntutan sekarang ialah memindahkan mereka dari realitas kehidupan yang menguasai mereka pada hari ini. Mereka hidup dengan kefahaman yang salah, malas dalam mengamalkan Islam, dsb. Melalui penelitian dan kajian terhadap masyarakat, kita akan mendapati bahwa kelemahan iman, tidak memahami hakekat Islam dengan sebenarnya dan serangan pemikiran adalah faktor utama yang menyebabkan musuh-musuh Islam menjadikan sebagian muslimin sebagai kuda tunggangan mereka untuk memerangi Islam secara disadari maupun tidak.

Kebanyakan muslim pada hari ini sibuk dengan urusan dunia dan lalai dari mengingat Allah s.w.t dan mentaati perintah-Nya. Mereka seperti sekumpulan manusia yang sedang nyenyak tidur. Di sebelah mereka terdapat api yang menyala dan akan membakar mereka sekiranya mereka masih tertidur. Di kalangan manusia yang sedang nyenyak tidur, terdapat mereka yang tidak tidur dan menyadari apa yang terjadi di sekelilingnya, tetapi tidak mampu memadamkan api yang sedang membakar. Ketika itu kewajiban mereka ialah segera membangunkan manusia yang nyenyak tidur supaya setiap mereka menyadari keadaan masing-masing dan menjauhkan diri dari api. Bangunkanlah mereka terlebih dahulu, kemudian diperingatkan.

Seorang da’i harus bersabar dalam usahanya menyeru kepada Islam. Dia harus mengharap balasannya hanya dari Allah dan mengikuti jejak langkah Nabi Muhammad s.a.w. Baginda nabi menyeru manusia dan kerap kali mendapatkan gangguan dan cercaan. Beliau tetap bersabar dan terus meneruskan dakwah sambil berdoa yang artinya “Wahai Tuhanku, berilah hidayah kepada kaumku karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui.”

Marhalah Pertama
Mewujudkan hubungan dan perkenalan dengan mad’u(orang yang didakwahi). Ketika itu Penerimaan thadap dakwah yang Anda kemukakan berkadar pada keberhasilan Anda memberikan perhatian dan memenangi hatinya dalam tahapan ini.

Marhalah Kedua
Membangunkan iman yang lesu di jiwa mad’u. Sebaiknya mengambil pendekatan secara tidak langsung seolah-olah tanpa disengaja, dengan mengambil kesempatan dari melihat lingkungan atau alam disekitar kita, berbincang tentang makhluk-makhluk Allah dan kekuasaan Allah dan keagungan ciptaan-Nya.
“..dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (Ali Imran : 191)
Memikirkan penciptaan Allah menjadikan seseorang mengagumi dan mengagungkan Allah serta mendorongnya untuk mengingat akhirat, pembalasan yang akan diterima disana dan mendorong seorang mukmin untuk memohon kepada Allah agar menyelamatkannya dari azab neraka. Ia akan memahami tujuan manusia diciptakan oleh Allah adalah untuk beribadah kepada-Nya semata.

Marhalah Ketiga