Oleh
: Kharisma Nugrahandani Restuti (Kharisma Arby)
resume buku "Dakwah Fardiah" - Mustafa Masyhur
resume buku "Dakwah Fardiah" - Mustafa Masyhur
Menyeru manusia
kepada Allah adalah kewajiban setiap muslim dan muslimat dan membuahkan
ganjaran yang besar sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w.:

Menyeru manusia kepada Allah merupakan amalan islami yang penting,
disana terdapat dakwah ‘Ammah (dakwah umum) seperti majlis ilmu, buku, dsb. dan
dakwah Fardiyah (dakwah individu). Pembahasan kali ini mengenai dakwah
Fardiyah.
USLUB
DAN MARHALAH
Kita hendaklah
memahami realita muslimin yang menjadi medan dakwah kita karena tuntutan
sekarang ialah memindahkan mereka dari realitas kehidupan yang menguasai mereka
pada hari ini. Mereka hidup dengan kefahaman yang salah, malas dalam
mengamalkan Islam, dsb. Melalui penelitian dan kajian terhadap masyarakat, kita
akan mendapati bahwa kelemahan iman, tidak memahami hakekat Islam dengan
sebenarnya dan serangan pemikiran adalah faktor utama yang menyebabkan
musuh-musuh Islam menjadikan sebagian muslimin sebagai kuda tunggangan mereka
untuk memerangi Islam secara disadari maupun tidak.
Kebanyakan
muslim pada hari ini sibuk dengan urusan dunia dan lalai dari mengingat Allah
s.w.t dan mentaati perintah-Nya. Mereka seperti sekumpulan manusia yang sedang
nyenyak tidur. Di sebelah mereka terdapat api yang menyala dan akan membakar
mereka sekiranya mereka masih tertidur. Di kalangan manusia yang sedang nyenyak
tidur, terdapat mereka yang tidak tidur dan menyadari apa yang terjadi di
sekelilingnya, tetapi tidak mampu memadamkan api yang sedang membakar. Ketika
itu kewajiban mereka ialah segera membangunkan manusia yang nyenyak tidur
supaya setiap mereka menyadari keadaan masing-masing dan menjauhkan diri dari
api. Bangunkanlah mereka terlebih dahulu, kemudian diperingatkan.
Seorang da’i
harus bersabar dalam usahanya menyeru kepada Islam. Dia harus mengharap
balasannya hanya dari Allah dan mengikuti jejak langkah Nabi Muhammad s.a.w.
Baginda nabi menyeru manusia dan kerap kali mendapatkan gangguan dan cercaan.
Beliau tetap bersabar dan terus meneruskan dakwah sambil berdoa yang artinya
“Wahai Tuhanku, berilah hidayah kepada kaumku karena sesungguhnya mereka tidak
mengetahui.”
Marhalah Pertama
Mewujudkan
hubungan dan perkenalan dengan mad’u(orang yang didakwahi). Ketika itu
Penerimaan thadap dakwah yang Anda kemukakan berkadar pada keberhasilan Anda
memberikan perhatian dan memenangi hatinya dalam tahapan ini.
Marhalah Kedua
Membangunkan
iman yang lesu di jiwa mad’u. Sebaiknya mengambil pendekatan secara tidak
langsung seolah-olah tanpa disengaja, dengan mengambil kesempatan dari melihat
lingkungan atau alam disekitar kita, berbincang tentang makhluk-makhluk Allah
dan kekuasaan Allah dan keagungan ciptaan-Nya.
“..dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (Ali Imran :
191)
Memikirkan
penciptaan Allah menjadikan seseorang mengagumi dan mengagungkan Allah serta
mendorongnya untuk mengingat akhirat, pembalasan yang akan diterima disana dan
mendorong seorang mukmin untuk memohon kepada Allah agar menyelamatkannya dari
azab neraka. Ia akan memahami tujuan manusia diciptakan oleh Allah adalah untuk
beribadah kepada-Nya semata.
Pada marhalah
ini kita membantunya dalam memperbaiki diri dengan cara mengajarkannya
perkara-perkara ketaatan kepada Allah dan ibadah-ibadah fardhu, membiasaka diri
untuk melakukan kedisiplinan, menjauhi maksiat dan berakhlak Islam.
Akan sangat
baik jika ia dibekali buku-buku, kemudian mengajaknya untuk menghadiri majlis-majlis
ilmu dan ceramah, mengajaknya berkenalan dengan orang-orang salih dan
menjauhkannya dari orang-orang jahat. Tidak sepantasnya pula kita membiarkannya
dalam waktu yang lama tanpa mengikuti perkembangannya dan tanpa pembimbingan,
hal ini dilakukan agar ia mampu meneruskan perjalanan di jalan Islam dan
menjauhi factor-faktor yang menyebabkannya mundur dan malas.
Marhalah Keempat
Menjelaskan
pengertian ibadah yang syumul tanpa membatasinya dalam perkara shalat, puasa,
zakat, dan haji saja. Akan tetapi juga mencangkupi seluruh aspek kehidupan,
seperti makan, minum, pakaian, ilmu, amal, pernikahan, riyadhah, memelihara
anak-anak, dsb.
Ini semua
adalah ibadah kepada Allah dengan mencukupi dua syarat, yakni niat karena Allah
dan melaksanakannya sesuai dengan syariat Islam. Segala usaha dan amal yang
kita kerjakan adalah karena Allah dan harus sesuai dengan syariat Allah s.w.t. agar
amal ibadah yang kita lakukan ini diterima oleh Allah.
Marhalah Kelima
Menjelaskan
bahwa agama Islam adalah agama yang bermasyarakat. Islam adalah sistem
kehidupan, pemerintahan, perundangan, daulah, jihad, dan ummah. Kita juga mesti
memahami bahwa kewajiban kita terhadap Islam adalah berjuang dan
bersungguh-sungguh supaya Islam berkuasa di muka bumi.
"…sehingga
tidak ada lagi fitnah dan (sehingga) agama itu hanya untuk Allah
semata-mata…"(al-Baqarah: 193)
Tuntutan
marhalah dakwah Islam pada hari ini mewajibkan umat Islam untuk berusaha
menegakkan daulah Islam dan mengembalikan khilafah Islam yang telah diruntuhkan
oleh musuh-musuh Islam.
Daulah
Islamiyah adalah tanggungjawab setiap muslim dan muslimah yang hidup di
marhalah dakwah ini. Mad’u juga harus dijelaskan bahwa seluruh umat Islam
berdosa jika mereka tidak berusaha untuk menegakkan Daulah Islamiah.
Marhalah Keenam
Setiap muslim
tidak mampu menegakkan Daulah Islamiah dan mengembalikan khilafah Islamiah
secara sendirian, melainkan harus dengan jamaah (organisasi).
Hal ini adalah
perkara pokok dan asasi. Kebanyakan muslimin tidak merasakan keperluan mendesak
dalam mewujudkan jamaah ataupun menggabungkan diri di dalamnya. Mereka bersikap
demikian karena tidak mau memikul tanggungjawab, ataupun lebih mengutamakan
hidupnya dan menjauhkan diri dari perkara yang tidak disukai yang mungkin
terpaksa dihadapi apabila dia menggabungkan diri ke dalam Jamaah.
Marhalah Ketujuh
Marhalah
ketujuh yaitu menjawab persoalan “Jamaah manakah yang seharusnya dianggotai?”
Di medan
bergerak berbagai jamaah dan semuanya mengajak para pemuda utnuk
menganggotainya. Semuanya membawa bendera Islam, mempunyai lambang-lambang dan
cara-cara tersendiri untuk menarik para pemuda. Kita mestilah teliti dalam
memilih jalan perjuangan mana yang patut untuk dilalui dan diyakini selamat.
Kita tidak
sepatutnya tergesa-gesa dalam memilih jamaah yang perlu dianggotai untuk merealisasikan
prinsip-prinsip Islam. Untuk merealisasikan tuntutan Islam dan menegakkan
Daulah Islamiah, kita mesti mengikuti jalan yang ditunjukkan oleh Rasulullah
s.a.w. Beliau telah memantapkan aqidah Islam ke dalam jiwa mukminin, melalui madrasah inilah
lahirnya Rijalul Aqidah (pendukung-pendukung aqidah).
Aqidah
mengawali diri mereka, mempengaruhi perasaan dan menguasai jiwa-jiwa mereka.
Aqidah menjadi segala-galanya dalam kehidupan mereka. Karena aqidah, mereka
mengorbankan waktu, tenaga, kesehatan, pemikiran, harta dan jiwa mereka. Karena
aqidah, mereka sanggup bertahan, menanggung segala bentuk penyiksaan dan
menghadapi resiko. Kemudia Rasulullah s.a.w mempersaudarakan sesama mereka dan
menyusun mereka. Rasulullah s.a.w. mengambil sumpah setia dan perjanjian dengan
mereka untuk mempertahankan Islam menggunakan segala apa yang mereka miliki.
Sebelum
terbentuknya kumpulan mukmin yang mantap dan bersatu yaitu ketika jumlah kaum
muslimin masih sedikit, Rasulullah s.a.w. berpesan agar mereka bersabar dalam
menempuh cobaan dan tetap bersama dalam kebenaran yang mereka imani, serta
terus menyampaikan dakwah Islam kepada orang lain. Rasulullah s.a.w. tidak
meminta mereka menghadapi kebatilan dengan menggunakan kekuatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar